a.vipermenu, a.vipermenu:link, a.vipermenu:visited {display:block; width:230px; height:25px; background:#444444; border:1px solid #222; margin-top:5px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial; font-size:16px; font-weight:normal;color:#FFFFFF; line-height:20px; overflow:hidden; float:left;} a.vipermenu:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #vipergoymenu {width:auto; margin:0 auto;}

Rabu, 07 November 2012

DASAR-DASAR BK

BAB I KEKELIRUAN DI DALAM MEMAHAMI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Prayitno ( 2003) telah mengindentifikasi 15 kekeliruan pemahaman orang dalam melihat bimbingan dan konseling. Baik dalam tataran konsep maupun praktiknya yang tentunya sangat mengganggu terhadap pencitraan dan laju pengembangan profesi ini. Kelima belas kekeliruan itu adalah: 1. Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. Ada sebagian oarang yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah identik dengan pendidikan sehingga sekolah tidak perlu lagi bersusah payah menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dianggap sudah implisit dalam pendidikan itu sendiri. Bimbingan dan konseling bukanlah pelayanan eksklusif yang harus terpisah dari pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki derajat dan tujuan yang sama dengan pelayanan pendidikan lainnya, yaitu mengantarkan para siswa untuk memeperoleh perkembangan diri yang optimal. 2. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter dan psikiater. Doter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor bekerja dengan orang yang normal ( sehat ) namun sedang mengalami masalah. Cara penyembuhan yang dilakukan dokter dan psikiater bersifat reseptual dan pmberian obat, serta teknik medis lainnya, sementara bimbingan dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi perilaku, pemgubahan lingkungan. 3. Bimbingan dan Konseling di batasi pada hanya mengangani masalah-masalah yang bersifat insidental. Pekerjaan bimbingan dan konseling di lakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di dalamnya menggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang bersifat proaktif dan antisipatif, baik berkepentingan pencegahan, pengembangan maupun penyembuhan ( pengentasan ). 4. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja. Bimbingan dan konsling harus dapat melayani seluruh siswa ( Guidance and Counseling for All ). Setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia. 5. Bimbingan dan Konseling melayani “ orang sakit ” atau “ kurang/ tidak normal ”. Sasaran Bimbingan Konseling adalah hanya oarang-oarang normal yang mengalami masalah. Melalui bantuan psikologi yang di berikan konselor diharapkan oarang tersebut dapat terbebas dari masalah yang di hadapinya. Jika seseorang mengalami keabnormalan yang akut tentunya menjadi wewenang psikiater atau dokter untuk penyembuhannya. Pelayanan bantuan pun langsung dihentikan dan diahli tangankan ( referal ). 6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama ( gejala ) saja. Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang di temui atau keluhan wal di sampaikan konseli. Namun sering kali justru konselor mengajar dan mendalami gejala yang bukan inti masalah dari gejala yang muncul. 7. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan. Sering kali masalah seseorang dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat kompleks dan berat. Begitu pula sebaliknya, suatu masalah di anggap berat namun setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja. Jika segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan namun belum juga menunjukkan prbaikan maka konselor seyogyanya mengahli tangan kasuskan masalah ( referal ) kepada pihak yang lebih kompeten. 8. Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “ polosi sekolah ” Tidak jarang konselor diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian, bahkan diberi wewenang bagi siswa yang bersalah. Dengan kekuatan inti bimbingan dan konseling pada pendekatan interpersonal, konselor justru harus bertindak sebagai sahabat kepercayaan siswa, tempat mencurahkan kepentingan apa-apa yang dirasakan dan dipikirkan siswa. Konselor adalah kawan pengiring, petunjuk jalan, pemberi informasi. Pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif. 9. Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat. Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian nasihat. Pemberin nasihat hanyalah merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. 10. Bimbingan dan Konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan petugas lain. Pelayanan bimbingan dan konseling tidak menyindiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-oarang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah-masalah yang dihadapi oleh klien. Di sekolah misalnya, masalah-masalah yang di hadapi siswa tidak berdiri sendiri. Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua, siswa, guru dan pihak-pihak lainnya. 11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif. Konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien, harus secara langsung aktif terlibat dalam proses tersebut. Padadasrnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha yang beban kegiatannya semata-matya ditimpakan hanya kepada konselor saja. 12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus di lakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu di perolah melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di perguruan tinggi. 13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien. Cara apapun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien dan berbagai hal yang terkait dengannay. Tidak ada satu cara pun yang ampuh untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan seringkali terjadi, untuk masalah yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. 14. Memusatkan usaha Bimbingan dan konseling hanya pada pengguna instrumen tasi. Pelengkap dan sarana utama yang pasti dan dapat dikembangkan pada diri konselor adalah “ mulut ” dan keterampilan pribadi. Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen ( tes, inventori, angket dan sebagainya itu ) hanyalah sekedar pembantu. 15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat. Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan “cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam.Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemudian. BAB II SEJARAH BIMBINGAN KONSELING DAN HAKIKAT MANUSIA A. Sejarah Bimbingan dan Konseling Pada Umumnya Menurut Yahya Jaya ( 2001:10 ) Bimbingan dan Konseling Agama ( BKA ) adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan modren dalam ilmu kependidikan dan usaha ataupun ilmu dakwa. Dalam sejarahnya, ilmu Bimbingan dan Konseling baru dikenal pada tahun 1908 M di Amerika Serikat yang dipelopori dan tumbuh kembang oleh Frank Parson dengan cabangnya yang utama yaitu Bimbingan Karier, Bimbingan Pekerjaan dan Bimbingan Kepemudaan. Dalam sejarahnya, perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat mencapai puncaknya pada tahun 1960-an dan sampai sekarang masih tetap terus mengalami berbagai perkembangan. B. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia Sejarah perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia mengalami beberapa periode, periode pertama dapat disebut sebagai periode prawacana ( masa pendahuluan ) yang berlangsung pada masa 1960-an. Periode kedua, ilmu Bimbingan dan Konseling yang pada masa sebelumnya diistilahkan dengan. Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ) sudah dimulai dikenal dan diajarkan di berbagai fakultas ilmu pendidikan dan berbagai institut keguruan dan ilmu pendidikan ( IKIP ) di Indonesia. Periode ketiga, disebut dengan periode sosialisasi ( pemasyarakatan ) yang terjadi sekitar tahun 1990 sampai tahun 1995. periode keempat, dimulai sejak awal tahun 1995 yang dikenal sebagai periode kelengkapan infrastruktur ( prasarana ) ilmu Bimbingan dan Konseling. Periode kelima terjadi menjelang tahun 2000-2001 yang disebut dengan periode “ persiapan ”. periode ini ditandai dengan pendidikan, pelatihan-pelatihan ataupun penataran-penataran Bimbingan dan Konseling bagi setiap orang atau lembagapendidikan yang membutuhkan. Periode keenam terjadi sekitartahun 2001 yang diistilahkan sebagai periode tinggal landas, pada periode ini diharapkan ilmu bimbingan dan konseling siap memberikan jasa dan pelayanannya dalam segala aspek dan aktivitas kehidupan manusia. C. Hakikat Manusia Salah satu teori yang paling banyak diperbincangkan dan kontroversial tentang hakikat dab kajadian manusia adalah teori evolusi yang dirumuskan olah Charles Darwin, teori yang berdasarkan perkembangan ini berkesimpulan bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari binatang ( kera ) yang mengalami perubahan secara perlahan-;ahan menyesuaikan diri dengan keadaan, lingkungan selama berjuta-juta tahun dan akhirnya terwujudlah manusia seperti sekarang. Penulis barat Thompson & Rudolp ( 1983 ) mendeskripsikan manusia sebagai sebagai berikut : a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan menggunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. b. Manusia dapat belajarmengatasi masalah-masalah yang dihadapinya khususnya apabila ia berusaha memantapkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya. c. Manusia berusaha secara, terus-menuerus memperkembangkan dab menjadikan dirinya sendiri, khususnya melalui pendidikan. d. Manusia dijadikan dan di lahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk, upaya untuk mewujudkan kebaikkan dan menghindari atau setidaknya mengontrol keburukan. e. Selain memiliki fisik dan psikilogis manusia juga memiliki dimensi spisitual. Ketiga dimensi ituharus dikaji secara mendalam apabila manusia itu hendak di pahami dengan sebaik-baiknya. f. Manusia terutama akan melalui tugas-tugas, kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujudnya mlalui pemenuhan tugas-tugas, kehidupan tersebut. BAB III PENGERTIAN DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING A. Pengertian Bimbingan Menurut Prayitno ( 1997:23 ) bahwa “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan siswa dalam merencanakan masa depan”. Kalimat tersebut telah secara langsung memuatpengertian dan tujuan pokok bimbingan dan konseling di sekolah. Berbagai rumusan tersebutdi kemukakan oleh para peminat dan para ahli antara lain sebagai berikut: 1. Bimbingan sebagai bantuan yang di berikan kepada individu untuk dapat memilih mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang di pilihnya itu ( Frank Parso, dalam Jones 1951 ). 2. Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri ( NcDaniel. 1969 ). 3. Bimbingan merupakan bagian dari proses pendidikan yang teraturdan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atau kekuatannya dalam menemukan dan mengarahkan hidupnya sendiri yang pada akhirnyadapat memperoleh pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat ( Lefever, dalam Mc Daniel ( 1969 ). 4. Bimbingan sebagai proses layanan yang di berikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan (Smith, dalam Mc Daniel. ( 1969 ) 5. Bimbingan aalah bantuan yang di berikan oleh laki-laki dan perempuan yang memiliki kemampuan yang memadai dan terlatih dengan baik kepadaindividu sembarang usiauntuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri (Crow & Crow. 1960 ) Hal-hal pokok yang dapat dirumuskan bagi pengertian bimbingan yang disampaikan di atas adalah sebagai berikut: a. Bimbingan diberiksn kepada individu b. Bimbingan mempersiapkan diri individu untuk memasuki suatu jabatan c. Bimbingan menyaiapkan individu agar mencapai tujuan dalam jabatannya ( Mortensen & Schumuller. 1976 ) d. Bimbingan merupakan bagian dari keseluruhan usaha pendidikan B. Pengertian Konseling Secara etimologi istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu “ consilium ” yang berarti “ dengari ” atau “ bersama ” yang dirangkaikan dengan “ menerima ” atau “memahami”. Oengertian dari konseling, yaitu : 1. Konseling adalah kegiatan dimana suatu fakta dikumpulkan dan semua pengalamab siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan diberi bantuan pribadi langsung dalam pemecahan masalah ( Jones, 1951 ) 2. Interaksi yang trerjadi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien, terjadi dalam suasana yang profesional ( Pepinsky & pepinsky, dalam Shertzer & Stone, 1974 ) 3. Suatu proses dalam mana konselor membantu konseling interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan rencana atau penyesuaian yang perlu dibuatnya ( Smitt dalam Shertzer & Stone, 1974 ) 4. Konseling merupakan auatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan perkembnagan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimiliki proses tersebut dapat terjadi setiap waktu ( Division of Conseling Psychologi ). Hal-hal pokok yang dapat dirumuskan dari pengertian konseling tersebut adalah sebagai berikut : a. Konseling terdiri dari kegiatan pengungkapan fakta atas data tentang siswa sertapengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya. b. Bantuan itu diberikan secara langsung oleh siswa. c. Konseling merupakan proses interaksi antara dua orang individu masing-masing disebut konselor dan klien. d. Dilakukan dalam suasana profesional e. Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan Dalam berbagai rumusan konseling itu terdapat beberapa kesamaan, kesamaan itu manyangkut ciri-ciri pokok sebagai berikut : 1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jaan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikjan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di dalam interaksi itu. 2. Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah kepad pencapaian tujuan. 3. Tujuan dari hubungan konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien. C. Tujuan Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Pelayanan Bimbingn dab Konseling di sekolah di Indonesia telah ada sejak tahun 1960-an, mulai tahun 1975 pelayanan Bimbingan Konsseling telah secara resmi memasuki sekolah-sekolah yaitu dengan dicantumkannya pelayan tersebut pada kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1989 sejumlah peraturan perundangan baru dalam bidang pendidikan di berlakukan. D. Bimbingan Konseling di Sekolah Dalam proses pendidikan khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmullaer ( 1976 ) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atua pelayanan yang saling terkait. Bidang-bbidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang pengajaran, bidang kepemimpinan dan bidang kesiswaan. a. Bidang Pengajaran yaitu yang meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyampaian dan pengembangan pengetatahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. b. Bidang kepemimpinan yaitu yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk kegiatan pengelolaan. c. Bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan siswa yang mengacu secara individuagarmasing-masing peserta didik itu dapat berkembang. Tanggung jawab guru pembimbing kepada siswa yaitu bahwa guru pembimbing: 1) memiliki kewajiban dan kesetiaan utama terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik. 2) Manjaga kerahasiaan data siswa. 3) Memberi tahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi. 4) Menyelenggarakan bimbingan konseling secara tepat dan profesional. 5) Melakukan referal kasus secara tepat BAB IV FUNGSI DAN PRINSIF BIMBINGAN KONSELING A. Fungsi Bimbingan Konseling Pelayanan bimbingan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak di penuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling, fungsi-fungsi tersebut adalah: a. fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan mengjhasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik; pemahaman itu meliputi: 1. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri,orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing. 2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk di dalam Lingkungan keluarga dan sekolah ) 3. Pemahaman lungkungan yang lebih luas ( termasuk di dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan pekerjaan dan informasi sosial budaya / nilai- nilai ). b. fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul. c. fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan teretasnya atau teratasinya berbagai permasalahan. d. fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi. B. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Prinsip-prinsip ini berkaitran langsung dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan konseling. Dalam hal itu perlu diperhatikan sejumlah prinsip-prinsip, yaitu: a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan seperti: 1) Bimbingan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku dan agama serta status sosial ekonomi. 2) Bimbingan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah lakuindividu yang unik dan dinamis. 3) Bimbingan memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan indivudu. b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu: 1) Bimbingan dan konseling berurusaan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental / fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah. 2) Kesenjangan sosial ekonomi dan busaya merupakan fakta timbulnya masa Pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama. c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan: 1) Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan pengembangan individu 2) Program bimbingan konseling harus fleksibel di sesuaikan dengan kebutuha individu, masyarakat dan kondisi lembaga. 3) Program bimbingan konseling di susun seara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. 4) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan konseling perlu di adakan penilaian yang teratur dan terarah. d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan: 1) Bimbingan konseling harus di arahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan. 2) Dalam proses bimbingan konselingkeputusan yang diambil dan akan silakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri. BAB V AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING Beberapa azas pokok bimbingan dan konseling sebagai berikut: A. Azas Kerahasiaan Asaz kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan konseling. Jika asas ini benar-banar dijalankan, maka para penyelenggara bimbingan dan konseling di sekolah akan mendapat kepercayaan dari para siswa dan pelayanan itu akan di manfaatkan secara baik oleh para siswa. B. Azas Kesukarelaan Kesukarelaan tidak hanya di tuntut pada diri ( calon ) terbimbing atau klien saja, tetapi juga, hendaknya berkembang pada diri konselor. Para penyelenggara bimbingan dan konseling hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugasnya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri mereka. C. Azas Keterbukaan Dengan keterbukan ini pemecahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin perlu di perhatikan bahwa keterbukaan hanya mungkin terjadi jika klien tidak lagi mempersoalkan kerahasiaan yang semestinya di terapkan oleh konselor. D. Azas Kekinian Masalah klien yang langsung ditangani melalui upaya bimbingan dan konseling ialah masalah-masalah yang sedang di rasakan sekarang, bukan masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah yang mungkin akan di alami di masa mendatang. E. Azas Kemandirian Dalam azas kemandirian ini tersimpul pula keunikan individu, seorang yang mendiri tidak akan membiarkan dirinya tenggelam atau terbawa arus oleh penyamaan yang buta terhadap orang lain. F. Azas Kegiatan Hasil-hasil usaha bimbingan dan konseling tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus di raih oleh individu yang bersangkutan. Para penberi layanan bimbingan konseling hendaklah menimbulkan suasana sedemikian rupa sehingga individu yang di bimbing itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang di maksud. G. Azas Keterpaduan Sebagaimana di ketahui individu yang di bimbing itu memiliki berbagai segi yang , kalau keadaannya tidak saling serasi dan terpadu keadaannya justru menimbulkan masalah. H. Azas Kedinamisan Usaha bimbingan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri individuyang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju kesuatu dengan norma-norma, sesuatu yang lebih maju. I. Azas Kenormatif Sebagaimana dikemukan terdahulu, usaha bimbingan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. J. Azas Kahlian Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan secara teratur, sistematia dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling dan akan menaiki kepercayaan masyarakat pada profesi bimbingan konseling. K. Azas Ahlitangan Asasini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien namun klien itu belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan, maka petugas itu mengahli tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. L. Azas Tutwurihandayani. Asas ini menuntut pelayanan bimbingan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mwngalami masalah dan menghadap kepada pembimbing saja, namun di luar hubungan kerjabun palayanan bimbingan konseling hendaknya di rasakan adanya dan menfaatnnya. BAB VI LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Landasan Filosofis Beberapa di antara deskripsi yang dapat di jadikan sebagai landasan filosofis: a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir. b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang di hadapi pada dirinya. c. Manusia berusaha terus menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya. d. Manusia adalah unik dalam arti bahwa manusia itu mengarahkan kehidupan tersebut. B. Landasan Relegius a) Manusia sebagai makhluk tuhan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan mnenekankan pada ketinggia derajat dan keindahan makhluk manusia itu serta perannya sebagai khalifah di muka bumu ini. Kemanusiaan manusia memungkinkan menghubungkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa maka serta sekaligus berhubungan dengan sesama manusia dan mengolah dunianya. b) Sikap Keberagamaan sikap keberagamaan menjadi tumpuan bagi keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Agama monoteisme yang berketuhanan Ynag Maha Esa, yang firman-firman ke tuhanannya memadukan secara dinamis keterkaitan kehidupan sedunia dan akhirat yang kaida-kaidanya mampu di terapkan oleh manusia. c) Peran Agama Di indonesia kedaan kehidupan keberagamaan sangat berbeda, pemerintah dan masyarakat sama-sama bertanggung jawab dan sangat memperhatikan perkembangan dan keadaan kehidupan beragama. Jiwa keberagamaan tertuang dalam segenap aspek kehidupan beragama terys di pupuk, pengembangan budaya ( ilmu, teknologi dan seni ) di teguhkan dengan memberikan warna kemanfaatan keagamaan. C. Landasan Psikologis. Psikologi merupakan kajian tentang tinkah laku individu. Landasan psikologi dalam bimbingan konseling berarti memberikan pemahan tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan ( klien ). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien yang perlu di rubah atau di kembangkan. Untuk keperluan bimbingan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu di kuasai yaitu tentang: 1) Motif dan motifasi 2) Pembawaan dasardan lingkungan 3) Perkembangan individu 4) Belajar, balikan dan penguatan,dan 5) Kepribadian D. Landasan Sosial Budaya Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri.dimanapun dan bilamanapun manusia hidup senantiasa membentul kelompok terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. E. Landasan Ilmu dan Teknologis 1. Keilmuan Bimbingan Konseling Ilmu sering juga di sebut “ ilmu pengetahuan ” merupakan sejumlah pengetahuan yang di susun secara logis dan sistematis. Pengetahuan ialah sesuatu yang di ketahuai melalui panca indra dan pengolahan pola pikir. Dengan demikian ilmu bimbingan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan konseling yang tersusun secara logis dan sistematis. 2. Peranan ilmu lain dan teknologi Bimbingan konseling di sebutkan juga pendidikan, merupakan ilmu yang bersifat “ multi referensial ”,artinya ilmu yang mempunyai rujukan berbagai ilmu yang lain. 3. Pengembangan bimbingan konseling melalui penelitian Bimbingan konseling baik secara teori maupun praktik pelayanannya, bersifat dinamis dan berkembang, seiring dengan berkembangnya budaya manusia pendukung pelayanan bimbingan konseling itu. F. Landasan Paedagogis Pada bagian ini pendidkan akan di tinjau sebagai landasan bimbingan konseling dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan konseling dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan konseling. BAB VII KARAKTERISTIK BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR A. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar 1. Tujuan Pendidikan SD Tujuan pendidikan SD berlandaskan dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Dalam kerangka tujuan pendidikan tersebut, tujuan umum pendidikan SD ialah memberikan bekal kemampuan dasarkepada peserta didik untuk: 1. mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warganegar, dan anggota warga dunia. 2. mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. 2. Peserta Didik Peserta didik di SD adalah mereka yang berusia 6-12 / 13 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa anak-anak dan memasuki masa remaja awal. Tugas-tugas yang hendak di capai oleh peserta didik SD itu, pada pokoknya adalah: 1) Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) Mngembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung, 3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, 4) Belajarbergaul dan bekerja, dengan kelompok sebaya, 5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri 6) Mempelajari keterampilan fisik sederhana, yang di perlukan baik untuk permainan maupun kehidupan. B. Ruang lingkup pelayanan Bimbingan Konseling Ruang lingkup bimbingan konseling di SD mencakup empat fungsi bimbingan konseling, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan / pemeliharaan. Empat bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier. Tujuh jenis layanan yaitu, layana orientasi, informasi, pemenpatan / penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. C. Bidang Bimbingan Konseling di SD 1. Bidang Bimbingan Pribadi Bidang bimbingan itu meliputi pokok-pokok materi sebagai berikut: 1. Menanamkan sikap kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya. 3. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya. 2. Bidang Bimbingan Sosial Bidang ini memuat pokok-pokokk materi sebagai berikut: 1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah, di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktifdengan teman sebaya. 3. Bidang Bimbingan Belajar Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi sebagai berikut: 1. Penembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar. 2. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok. 3. Orientasi belajaruntuk sekolah lanjutan tingkat pertama. 4. Bidang Bimbingan Karier Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi sebagai berikut: 1. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secra sederhana. 3. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecendrungan karier yang hendak di kwmbangkan. D. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling Layanan bimbingan konseling meliputi : orientasi, informasi, penempatan / penyaluran pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok. Sedangkan kegiatan meliputi aplikasi instrumen, himpinan data, konferensi kasus, kunjungan umah dan ahli tangan kasus. E. Layanan Bimbingan Konseling 1. Layanan Orientasi Tujuan layanan orientasi, hasil yang di harapkan dari layanan orientasi ialah di permudahnya oenyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial. Fungsinya adalah pemahaman dan pencegahan. Materi umum layanan orientasi meliputi: Orientasi umum sekolah yang baru di masuki, Orientasi kegiatan kelas baru dan caw baru, Orientasi kelas terakhir dan caw akhir. Pelayanan layanan Orientasi, layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk SD, atau awal mengikuti kelas, atau caw baru. 2. Layanan Informasi Tujuan layanan infomasi, bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman terhadap berbagai yang berguna untuk mengenal diri. Fungsinya adalah pemahaman dan pencegahan. Materi umum layanan informasi meliputt: Infirmasi pengembangan diri, informasi kurikulum dan proses belajar-mengajar, informasi jabatan ( awal/ sederhana ) Penyelenggaraan layanan informasi di selenggarakan melalui ceramah, selebaran, tanya jawab, dan diskusi yang di lengkapi dengan peragaan,tayangan gambar/ foto. 3. Layanan Penempatan dan Penyaluran Tujuan layanan penempatan dan penyaluran, memungkinkan siswa beradapada posisi dan pemilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk di kelas kelompok. Fungsinya adalah pemeliharaan dan pengembangan. Penyelenggaraan layanan pembelajaran meliputi: cepat dan sangat cepat dalam belajar, lambat dan sangat lambat dala, belajar, kurang motivasi dalam belajar. 4. Layanan Konseling Perorangan Tujuan layanan konseling perorangan, memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas atau pembimbing. Fungsinya adalah pengentasan. Penyelenggaraan layanan konseling peroangan, pada dasarnya terselenggara atasinisiatif siswa yang mengalami masalah. Namun demikian, guru ke`lastidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa untuk meminta diberi layanan konseling perorangan. 5. Layanan Bimbingan Kelompok Tujuan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber ( terutama dari guru kelas ). Fungsinya adalah pemahaman dan pengembangan. Materi ini meliputi, pemahaman dan penetapan kehidupan keberagamaan dalan hidup sehat, pemahaman tentang berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dam masyarakat. Penyelenggaraannya, memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan konseling. Agar dinamika kelompok berlangsung di dalam kelompok tersebut dapat secara efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok. 6. Operasional Penyalanggaraan Pelayanan Dalam penyelenggaraan setiap layanan yang sudah dirinci tersebut, guru pembimbing perlu memperhatikan dan menerapkan: Prosuder dan tekhnik masing-masing layanan secara tepat, asas-asasdan kode etik profesional pembimbing dan konseling, kerja sama dengan pihak lain, bail pihak lain di sekolah maupun di luar sekolah. F. Kegiatan Pendidikan Bimbingan dan Konseling 1. Aplikasi Instrumen Tujuan aplikasi instrumen bermaksud mengumpilkan data dan keterangan tentang peserta didik ( baik secara individu maupun kelompok ). Fungsinya adalah pemahaman. Materi umum aplikasi instrumen meliputi: kabiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemampuan kondisi mental dan fisik siswa, kemampuan mengenal lingkungan dan hubungan sosial. Penyelenggaraan aplikasi instrumen, untuk mengungkapkan dan mengumpulkan berbagai data dan keterangan yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling. 2. Himpunan Data Tujuan penyelenggaraan himpunan data bermaksudmenghimpunan seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspek. Fungsinya adalah fungsi pemahan. Materi umum meliputi: indentitas siwa dan keluarga, haisl aplikasi instrumen, hasil belajar, karya tulis dan rekaman kemampuan siswa. 3. Konferensi Kasus Tujuan konferensi kasus secara sepesifik di bahas permasalahan yang di alami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang di hadiri oleh pihak yang terkait. Fungsinya adlah pemahaman dan pengentasan. Materi pokok yang dalam kn\onferensi adalah segenap hal yang menyangkut permasalan (kasus) yang di alami oleh siswa yang bersangkutan. 4. Kunjungan Rumah Tujuan kunjungan rumah adalah memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalan siswa. Fungsinya adalah pemahaman dan pengentasan. Materi umum meliputi: kondisi rumah tangga dan orang tua, fasilitas belajar yang ada di rumah, hubungan antar anggota keluarga. 5. Ahli Tangan Kasus Tujuan ahli tangan kasus adalah mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang di alami siswa dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari suatu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli. Fungsinya adalah fungsi pengentasan. 6. Oprasinalisasi dan Pnggunaan Hasil Kegiatan Pendukung Kegiatan pendukung pun perlu di rincikan menjadi satu kesatuan kegiatan dengan urutan yang jelasdan lengkap serta di persiapkan dengan matang. Lebih jauh penyelenggaraan kegiatan pendukung perlu menerapkan secara tepat prosedur dan tekhnik untuk setiap kegiatan. BAB VIII KARAKTERISTIK BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH LANJUT TINGKAT PERTAMA A. Bimbingan Konseling di sekolah Lanjut Tingkat Pertama 1. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan SLTP berlandaskan dan menunjang tercapainya tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bengsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan SLTP ialah memberikan bekal kemmpuan dasaryang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh di sekolah dasar, mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidkan menengah. 2. Kurikulum Isi kurikulum SLTP merupakan susunan susunan bahan kajian dan pelajaran yang memuat materi tentang mental ideologi, pengetahuan, dan keterampilan SLTP. 3. Peserta Didik Peserta didik SLTP ( selanjutnya disebut siswa ) adalah mereka yang telah menamatkan sekolah dasar. Parah siswa itu pada umumnya berusia sekitar 12-16 tahun yang sedang menjalani tahap transisi perkembangan,dari perkembangan masa anak-anak ke masa remaja awal. Tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai oleh siswa SLTP pada pokoknya adalah: 1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa. 2. Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis. 3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai wanita dan wanita. 4. Mengarahkan diri pada peran sosial sebagai pria dan wanita. B. Bidang Bimbingan Konseling di SLTP 1. Bidang Bimbingan Pribadi 1. Pemantapan kebiasaan dan pengembangan 2. Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya 3. Pemahaman bakat dan minat pribadi 2. Bidang Bimbingan Sosial 1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi 2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku 3. Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman 3. Bidang Bimbingan Belajar 1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar 2. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih 4. Bidang Bimbingan Karier 1. Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat 2. Pengenalan bimbingan kerjadan karier 3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha C. Layanan Bimbingan Konseling Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran. D. Layanan Orientasi Tujuannya layanan orientasi adalah mempermudah penyesuain dii diri siswa terhadap pola kehidupan sosial. Fungsinya adalah fungsi pemahaman dan pencegahan. Materi umum layanan orientasi meliputi:orientasi umum sekolah yang baru di masuki, orientasi kelas baru dan orientasi kelas terakhir. Materi layanan orientasi di bidang-bidang lain meliputi: layanan orientasi dalam bimbingan pribadi, layanan orientasi dalam bimbingan sosial, layanan orientasi dalam bimbingan belajar,layanan orientasi dalam bimbingan karier. Penyelenggaraan layanan orientasi ialah di selenggarakan pada awal dimulainya kegiatan padasatuan jenjang atau periode pendidikan tertentu. E. Layanan Informasi Tujuan layanan informasi untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal. Fungsinya adalah pemahaman dsan pencegahan. Materi umum meliputi: informasi pengembangan pribadi, kurikulum,proses belajar, pendidikan tinggi, dan jabatan. Materi layanan informasi di bidang-bidang lain meliputi: layanan informasi dalam bidang pribadi, layanan orientasi dalam bimbingan sosial, layanan orientasi dalam bimbingan belajar,layanan orientasi dalam bimbingan karier. F. Layanan Penempatan dan Penyaluran Tujuannya adalah memungkinkan siswa berada pada pisisi dan pilihan tang tepat, yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar. Materi umum meliputi: penempatan di dalam kelas, dalam kelompok, dalam program yang lebih lugas. Metodenya meliputi: layanan informasi dalam bidang pribadi, layanan orientasi dalam bimbingan sosial, layanan orientasi dalam bimbingan belajar,layanan orientasi dalam bimbingan karier. Pelaksanaan layanan meliputi: kondisi fisik siswa kemampuan akademik, dan kondisi psikofisik. G. Layanan Pembelajaran Tujuannya siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar. Fungsinya adalah pemeliharaan dan pengembangan. Materi umum meliputi: pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengembangan motivasi, pengembangan motivasi belajar, pengajaran perbaikkan. Metode layanan meliputi: layanan informasi dalam bidang pribadi, layanan orientasi dalam bimbingan sosial, layanan orientasi dalam bimbingan belajar,layanan orientasi dalam bimbingan karier. Penyelenggaraan layanan meliputi: cepat dan sangat cepat dalam belajar, lambat dan sangat lambat dalam belajar. H. Layanan Konseling Perorangan Tujuan adalah siswa mendapatkan pelayanan langsung secaratatap muka. Fungsinga adalah pengentasan. Metode layanan meliputi: layanan informasi dalam bidang pribadi, layanan orientasi dalam bimbingan sosial, layanan orientasi dalam bimbingan belajar,layanan orientasi dalam bimbingan karier. I. Layanan Bimbingan kelompok Tujuannya adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari berbagai sumber. Fungsinya adlah pemahaman dan pengembangan. Penyelenggaraan layanan meliputi: di beri kesempatan yang luas untuk berpendapat,memiliki pemahaman yang objektif, menimbulkan sikap yang positif. J. Layanan Konseling kelompok Tujuannya adalah memungkinkan para siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah. Fungsinya adalah pengentasan. Materi umum merupakan konseling dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi daklam kelompok. Dalam kegiatan kelompok hal-hal yang perlu di tampilkan oleh seluh anggota sebagai berikut: membina keakraban dalam kelompok, melibatkan diri secara penuh, bersama-sama dalam mencapai tujuan kelompok. K. Operasionalisasi Penyelenggaraan Pelayanan Dalam penyelenggaraanstiap layanan yang sudah yang sudah di rinci, seorang guru pembimbing perlu memperhatikan sebagai berikut: 1. Prosedur dan tekhnik masing-masing layanan secara tepat. 2. asas-asas dan kode etik profesional pembimbing konseling 3. kerja sama denfan pihak lain. L. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling 1. Aplikasi instrumen 2. Himpunan data 3. Konferensi kasus 4. Kunjungan rumah 5. Ahli tangan kasus 6. Operasional dan penggunaan hasil kegiatan pendukung DAFTAR ISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar