a.vipermenu, a.vipermenu:link, a.vipermenu:visited {display:block; width:230px; height:25px; background:#444444; border:1px solid #222; margin-top:5px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial; font-size:16px; font-weight:normal;color:#FFFFFF; line-height:20px; overflow:hidden; float:left;} a.vipermenu:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #vipergoymenu {width:auto; margin:0 auto;}

Senin, 19 November 2012

TEKNIK-TEKNIK KONSELING


TEKNIK TEKNIK KONSELING

1.      BERMAIN PERAN

Bermain peran adalah memerankan cara seseorang bertingkah laku dalam suatu
jabatan atau fungsi tertentu. Misalnya guru menjadi murid, perawat menjadi pasien dan
penyuluh menjadi klien. Contohnya: seorang gadis takut berbicara dengan ibunya,
sehingga ia berkonsultasi dengan konselor. Maka konselorong mendorong gadis itu mencoba beberapa cara peran tertentu sambil penyuluh memainkan peran orang tua. Dalam hal ini klien diberikan kesempatan dan dibantu untuk melakukan mencoba beberapa kemungkinan cara dalam suasana yang aman. Jika penyuluh dan klien kemudian saling ganti peran dengan menampilkan perasaan-perasaan dan kesan-kesan yang timbul, maka klien lebih mampu memperkirakan dengan lebih tepat dan teliti tengtang bagaimana ibunya memberikan tanggapan terhadap yang akan dilakukan oleh gadis tersebut.
   Dialog :
Klien       : “ saya takut memberitahukan ibu saya, bahwa saya akan mengikuti kemping dari sekolah ”
   Konselor   : “ kamu pasti bisa melakukannya ”
   Klien         : “ tapi bagaimana caranya? ”
Konselor   : “ bagaimana kalaun kita bermain peran, kamu berperan menjadi ibumu,             
                      setelah itu kita berganti peran, kamu bisa mencoba atau membuat suasana    
                      yang baik dengan ibu kamu, agar kamu bisa menyusun kata-kata yang
                      tepat dengan ibumu ”
    Klien        : “ baiklah. ”
                Teknik ini baik digunakan saat klien merasa kurang percaya diri. Dengan demikian maka klien akan lebih percaya diri dalam menghadapi masalahnya. Dan kelemahan dari teknik ini adalah teknik hanya dapat dilakukan pada saat klien kurang percaya diri dalam menghadapi masalah atau menghadapi seseorang.



2.      KESEGERAAN
            Kesegeraan adalah pengenalan apa yang sedang terjadi antara penyuluh dan klien pada saat tertentu serta menyampaikan hal yang dikenalnya secara baik. Contohnya: pada saat klien sudah mulai bosan dengan suasana pengkonselingan.
Dialog :
                 Suasana pada saat itu klien sudah tidak fokus pada topic pembicaraan dan sudah menunjukkan gerak atau isyarat  merasa bosan dalam suasana pengkonselingan.
Konselor  : “ saya merasa anda bosan berada disini. ”
Klien        : ( hanya diam dan pandangan tidak focus”
                 Teknik ini sebaiknya digunakan pada saat klien sudah mulai bosan atau sudah tidak percaya atas apa yang telah disampaikan konselor pada klien. Kemungkinan yang terbesar adalah pengkonselingan akan dilanjutkan esok hari atau akan diberhentikan beberapa saat. Kelemahan dari teknik ini adalah apabila konselor salah menggunakan teknik ini maka klien tidak akan percaya dengan konselor.

3.      DESENSITISASI
                 Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku melalui perpaduan beberapa teknik yang terdiri dari memikirkan sesuatu, menenangkan diri, dan membayangkan sesuatu. Klien yang merasa takut terhadap sesuatu hal tertentu saja.
Contohnya: takut menghadapi ujian, takut naik pesawat terbang, takut melihat darah, dll
Dialog :
Klien        : “ saya takut melihat darah tetapi saya ingin menjadi seorang doctor ”
Konselor  : “ apa yang anda takut kan tentang darah? ”
Klien        : “ saya takut karna setiap saya melihat darah saya merasa pusing ”
Konselor  : “ baik saya akan membantu anda tetapi anda harus percaya kepada saya, ketakutan yang anda takutkan adalah sebuah pelajaran, dan cara menghilangkannya pun dapat melalui peroses belajar, jadi dapat dihilangkan. Kamu harus mengikuti setiap  tahapan-tahapannya.
Kemudian konselor dan klien menyusun suatu daftar kejadian-kejadian yang berhubungan dengan ketakutan itu. Kemudian konselor membantu klien mencapai keadaan benar-benar enak. Kemudian penyuluh mengurangi kejadian atau pengalaman buruk dari yang paling rendah kepada klien secara berturut.
Teknik ini sebaiknya digunakan pada saat konselor menghadapi klien yang mengalami ketakutan akan sesuatu. Kemungkinan yang akan terjadi adalah klien akan sembuh dari ketakutannya. Kelemahan dari teknik ini adalah hanya dapat digunakan pada klien yang mengalami ketakutan pada sesuatu hal saja.

4.      BERTANYA SECARA LANGSUNG
                 Bertanyak secara langsung adalah keterampilan dalam mengarahkan pembicaraan pada pokok-pokok persoalan tertentu. Keterampilan ini berguna untuk membantu memperjelas suatu persoalan yang penyuluh rasakan perlu dijelajahi lanjut.
Contoh: klien merasa kekecewaan kepada seseorang
Dialog:
Klien        : “ rizal berjanji akan menikahi saya tahun ini, namun dia meninggalkan saya   
                      tanpa alasan yang jelas. ”
Konselor : “ apakah anda telah mencoba menanyakannya?”
                 Teknik ini sebaiknya digunakan pada saat klien memberikan pernyataan yang perlu diperjelas, yang merupakan pokok permasalahannya. Kemungkinan yang terjadi adalah masalah yang dihadapi klien dapat diselesaikan dengan baik. Dan kelemahannya adalah apa bila konselor tidak berhati-hati atas tergesa-gesa dalam menanyakan  persoalan tersebut maka klien akan merasa seperti diintrogasi.

5.      MENGUPAS MASALAH
                 Amat penting mengenali secara tepat masalah yang sebenarnya dan cara-cara khusus yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah itu. Contoh: klien merasakan kekecewaan yang dalam kepada seseorang.
Dialog:
Klien        : “ rizal berjanji akan menikahi saya tahun ini, namun dian meninggalkan saya tanpa alasan yang jelas.”
Konselor  : “ apakah anda telah mencoba menanyakannya?”
Klien        : “ belum”
Konselor  : “ bagaimana pendapat anda tengtang kemungkinan mengatasinya?”
Klien      : “ sebenarnya saya  menanyakannya, tapi saya takut sakit hati dan tidak dapat  menahan emosi saya ketika saya mendengar jawaban yang ia katakana”
Konselor  :” jadi apa yang anda lakukan”
Klien        : “mugkin saya akan menanyakan kepadanya”
                 Teknik ini sebaiknya digunakan pada saat setelah menemukan inti dari permasalahan dari kliennya  dan mengupas masalah yang dihadapinya klien. Kemungkinan dari teknik ini adalah klien dapat menyelesaikan masalahnya dan dapat menemukan cara untuk masalah yang dihadapi  nya dan dapat diselesaikan dengan baik. Dan kelemahan nya adalah apabila kenselor tidak bisa menggunakan teknik ini dengan baik maka klien akan merasa kenselor tidak dapa menyelesaikan masalah klien.

6.      MERUMUSKAN TUJUAN
                 Sebagian klien mengemukakan tujuan tujuan yang ingin dicapainya dalam pengertian-pengertian umum yang kurang jelas. Tugas utama konselor adalah berusaha agar klien menemukakan tujuan-tujuannya secara jelas dan khusus. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam membantu klien merumuskan tujuan adalaah mendorong untuk memikirkan beberapa kemungkinan cara bertindak atau bertingkah laku.
Contohnya:
Siswa SMA kelas 1 bingung untuk menentukan jurusan apa yang ingin iya ambil.
Dialog:
Klien       : “ saya bingung menentukan jurusan apa yang akan saya ambil, orang tua saya   
                    menyuruh saya mengambil jurusan IPS”
Konselor : “ pelajaran-pelajaran apa yang kamu sukai”
Klien        : “IPA”
Konselor : “dibidang studi mana yang nilai kamu baik?”
Klien        : “IPA”
Konselor : maka apa yang kamu lakukan?”
Klien        :” saya akan mengambil jurusan IPA, dan akan menyakinkan orang tua saya”

                 Teknik ini sebaiknya digunakan pada saat klien bingung mengemukakan tujuan-tujuan, maka klien harus membantu klien menentukan tujuan klien tanpa harus memaksakan keinginan ataun pemikiran konselor kepada klien.

7.      MENANGKAP PESAN UTAMA
                 Adakala klien mengalami kesulitan untuk menyampaikan permasalahannya secara jelas dan terus terang kepada konselor. Untunk itu diperlukan kemampuan konselor untuk dapat menangkap pesan utama untuk klien. Contoh: siswa yang melakukan kenakalan disekolah agar mendapatkan perhatian oleh lingkungan sekolahnya.
Dialog :
Konselor  : “ apa yang menyebabkan kamu selalu melakukan kenakalan di sekolah?”
Klien         : saya hanya ingin orang lain memandang saya dengan pribadi yang hebat agar    
                     lingkungan sekitar mengetahui eksistensi saya disekolah ini, karna orang tua      
                     saya tidak pernah memperhatikan saya.”
Konselor  : nampaknya yang anda katakan adalah bahwasanya orang tua anda tidak     
                    memperhatikan perkembangan anda.”
                 Dari uraian dialog diatas terlihat bahwa  pesan utama yang ingin disampaikan klien adalah keinginannya untuk di perhatikan oleh orang tuanya
                 Teknik ini digunakan pada saat klien sulit untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapinya.
                 Kemungkinan yang akan terjadi adalah permasalahan akan lebih mudah diselesaikan apabila konselor mengetahui pesan yang disampaikan oleh klien. Kelemahan dari teknik ini adalah apabila konselor tidak dapat menangkap pesan utama yang disampaikan klien maka masalah tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar