TEKNIK TEKNIK
KONSELING
1. BERMAIN PERAN
Bermain
peran adalah memerankan cara seseorang bertingkah laku dalam suatu
jabatan atau
fungsi tertentu. Misalnya guru menjadi murid, perawat menjadi pasien dan
penyuluh menjadi
klien. Contohnya: seorang gadis takut berbicara dengan ibunya,
sehingga ia
berkonsultasi dengan konselor. Maka konselorong mendorong gadis itu mencoba
beberapa cara peran tertentu sambil penyuluh memainkan peran orang tua. Dalam
hal ini klien diberikan kesempatan dan dibantu untuk melakukan mencoba beberapa
kemungkinan cara dalam suasana yang aman. Jika penyuluh dan klien kemudian
saling ganti peran dengan menampilkan perasaan-perasaan dan kesan-kesan yang
timbul, maka klien lebih mampu memperkirakan dengan lebih tepat dan teliti
tengtang bagaimana ibunya memberikan tanggapan terhadap yang akan dilakukan
oleh gadis tersebut.
Dialog :
Klien : “ saya takut memberitahukan ibu saya, bahwa
saya akan mengikuti kemping dari sekolah ”
Konselor :
“ kamu pasti bisa melakukannya ”
Klien :
“ tapi bagaimana caranya? ”
Konselor : “ bagaimana
kalaun kita bermain peran, kamu berperan menjadi ibumu,
setelah itu kita berganti peran, kamu bisa mencoba atau membuat suasana
yang baik dengan ibu kamu, agar kamu bisa menyusun kata-kata yang
tepat dengan ibumu ”
Klien :
“ baiklah. ”
Teknik ini baik digunakan saat
klien merasa kurang percaya diri. Dengan demikian maka klien akan lebih percaya
diri dalam menghadapi masalahnya. Dan kelemahan dari teknik ini adalah teknik
hanya dapat dilakukan pada saat klien kurang percaya diri dalam menghadapi
masalah atau menghadapi seseorang.
2. KESEGERAAN
Kesegeraan adalah pengenalan apa
yang sedang terjadi antara penyuluh dan klien pada saat tertentu serta
menyampaikan hal yang dikenalnya secara baik. Contohnya: pada saat klien sudah
mulai bosan dengan suasana pengkonselingan.
Dialog :
Suasana pada saat itu klien
sudah tidak fokus pada topic pembicaraan dan sudah menunjukkan gerak atau
isyarat merasa bosan dalam suasana
pengkonselingan.
Konselor : “ saya merasa anda bosan berada disini. ”
Klien : ( hanya diam dan pandangan tidak
focus”
Teknik ini sebaiknya digunakan
pada saat klien sudah mulai bosan atau sudah tidak percaya atas apa yang telah
disampaikan konselor pada klien. Kemungkinan yang terbesar adalah
pengkonselingan akan dilanjutkan esok hari atau akan diberhentikan beberapa
saat. Kelemahan dari teknik ini adalah apabila konselor salah menggunakan
teknik ini maka klien tidak akan percaya dengan konselor.
3. DESENSITISASI
Pendekatan ini dimaksudkan
untuk mengubah tingkah laku melalui perpaduan beberapa teknik yang terdiri dari
memikirkan sesuatu, menenangkan diri, dan membayangkan sesuatu. Klien yang
merasa takut terhadap sesuatu hal tertentu saja.
Contohnya:
takut menghadapi ujian, takut naik pesawat terbang, takut melihat darah, dll
Dialog :
Klien : “ saya takut melihat darah tetapi
saya ingin menjadi seorang doctor ”
Konselor : “ apa yang anda takut kan tentang darah? ”
Klien : “ saya takut karna setiap saya
melihat darah saya merasa pusing ”
Konselor : “ baik saya akan membantu anda tetapi anda
harus percaya kepada saya, ketakutan yang anda takutkan adalah sebuah pelajaran,
dan cara menghilangkannya pun dapat melalui peroses belajar, jadi dapat
dihilangkan. Kamu harus mengikuti setiap
tahapan-tahapannya.
Kemudian
konselor dan klien menyusun suatu daftar kejadian-kejadian yang berhubungan
dengan ketakutan itu. Kemudian konselor membantu klien mencapai keadaan
benar-benar enak. Kemudian penyuluh mengurangi kejadian atau pengalaman buruk dari
yang paling rendah kepada klien secara berturut.
Teknik ini
sebaiknya digunakan pada saat konselor menghadapi klien yang mengalami
ketakutan akan sesuatu. Kemungkinan yang akan terjadi adalah klien akan sembuh
dari ketakutannya. Kelemahan dari teknik ini adalah hanya dapat digunakan pada
klien yang mengalami ketakutan pada sesuatu hal saja.
4. BERTANYA SECARA LANGSUNG
Bertanyak secara langsung
adalah keterampilan dalam mengarahkan pembicaraan pada pokok-pokok persoalan
tertentu. Keterampilan ini berguna untuk membantu memperjelas suatu persoalan
yang penyuluh rasakan perlu dijelajahi lanjut.
Contoh: klien
merasa kekecewaan kepada seseorang
Dialog:
Klien : “ rizal berjanji akan menikahi saya
tahun ini, namun dia meninggalkan saya
tanpa alasan yang jelas.
”
Konselor : “
apakah anda telah mencoba menanyakannya?”
Teknik ini sebaiknya digunakan
pada saat klien memberikan pernyataan yang perlu diperjelas, yang merupakan
pokok permasalahannya. Kemungkinan yang terjadi adalah masalah yang dihadapi
klien dapat diselesaikan dengan baik. Dan kelemahannya adalah apa bila konselor
tidak berhati-hati atas tergesa-gesa dalam menanyakan persoalan tersebut maka klien akan merasa
seperti diintrogasi.
5. MENGUPAS MASALAH
Amat penting mengenali secara
tepat masalah yang sebenarnya dan cara-cara khusus yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah itu. Contoh: klien merasakan kekecewaan yang dalam kepada
seseorang.
Dialog:
Klien : “ rizal berjanji akan menikahi saya
tahun ini, namun dian meninggalkan saya tanpa alasan yang jelas.”
Konselor : “ apakah anda telah mencoba menanyakannya?”
Klien : “ belum”
Konselor : “ bagaimana pendapat anda tengtang
kemungkinan mengatasinya?”
Klien : “ sebenarnya saya menanyakannya, tapi saya takut sakit hati dan
tidak dapat menahan emosi saya ketika
saya mendengar jawaban yang ia katakana”
Konselor :” jadi apa yang anda lakukan”
Klien : “mugkin saya akan menanyakan
kepadanya”
Teknik ini sebaiknya digunakan
pada saat setelah menemukan inti dari permasalahan dari kliennya dan mengupas masalah yang dihadapinya klien.
Kemungkinan dari teknik ini adalah klien dapat menyelesaikan masalahnya dan
dapat menemukan cara untuk masalah yang dihadapi nya dan dapat diselesaikan dengan baik. Dan
kelemahan nya adalah apabila kenselor tidak bisa menggunakan teknik ini dengan
baik maka klien akan merasa kenselor tidak dapa menyelesaikan masalah klien.
6. MERUMUSKAN TUJUAN
Sebagian klien mengemukakan
tujuan tujuan yang ingin dicapainya dalam pengertian-pengertian umum yang
kurang jelas. Tugas utama konselor adalah berusaha agar klien menemukakan
tujuan-tujuannya secara jelas dan khusus. Salah satu teknik yang dapat
digunakan dalam membantu klien merumuskan tujuan adalaah mendorong untuk
memikirkan beberapa kemungkinan cara bertindak atau bertingkah laku.
Contohnya:
Siswa SMA kelas
1 bingung untuk menentukan jurusan apa yang ingin iya ambil.
Dialog:
Klien : “ saya bingung menentukan jurusan apa
yang akan saya ambil, orang tua saya
menyuruh saya mengambil jurusan IPS”
Konselor : “
pelajaran-pelajaran apa yang kamu sukai”
Klien : “IPA”
Konselor :
“dibidang studi mana yang nilai kamu baik?”
Klien : “IPA”
Konselor : maka
apa yang kamu lakukan?”
Klien :” saya akan mengambil jurusan IPA, dan
akan menyakinkan orang tua saya”
Teknik ini sebaiknya digunakan
pada saat klien bingung mengemukakan tujuan-tujuan, maka klien harus membantu
klien menentukan tujuan klien tanpa harus memaksakan keinginan ataun pemikiran
konselor kepada klien.
7. MENANGKAP PESAN UTAMA
Adakala klien mengalami
kesulitan untuk menyampaikan permasalahannya secara jelas dan terus terang
kepada konselor. Untunk itu diperlukan kemampuan konselor untuk dapat menangkap
pesan utama untuk klien. Contoh: siswa yang melakukan kenakalan disekolah agar
mendapatkan perhatian oleh lingkungan sekolahnya.
Dialog :
Konselor : “ apa yang menyebabkan kamu selalu
melakukan kenakalan di sekolah?”
Klien : saya hanya ingin orang lain
memandang saya dengan pribadi yang hebat agar
lingkungan sekitar
mengetahui eksistensi saya disekolah ini, karna orang tua
saya tidak pernah memperhatikan
saya.”
Konselor : nampaknya yang anda katakan adalah
bahwasanya orang tua anda tidak
memperhatikan perkembangan
anda.”
Dari uraian dialog diatas
terlihat bahwa pesan utama yang ingin
disampaikan klien adalah keinginannya untuk di perhatikan oleh orang tuanya
Teknik ini digunakan pada saat
klien sulit untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapinya.
Kemungkinan yang akan terjadi
adalah permasalahan akan lebih mudah diselesaikan apabila konselor mengetahui
pesan yang disampaikan oleh klien. Kelemahan dari teknik ini adalah apabila
konselor tidak dapat menangkap pesan utama yang disampaikan klien maka masalah
tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar