a.vipermenu, a.vipermenu:link, a.vipermenu:visited {display:block; width:230px; height:25px; background:#444444; border:1px solid #222; margin-top:5px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial; font-size:16px; font-weight:normal;color:#FFFFFF; line-height:20px; overflow:hidden; float:left;} a.vipermenu:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #vipergoymenu {width:auto; margin:0 auto;}

Rabu, 07 November 2012

PROSES DAN TAHAPAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif. Dan belajar juga merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental.dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal – hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Dalam belajar terdapat proses – proses belajar yang menunjang dalam kegiatan belajar bagi para siswa. Hal ini berfungsi untuk tercapainya hasil – hasil belajar yang kita inginkan. Dalam proses belajar terdapat fase – fase belajar. Diantaranya tahap informasi, tahap transformasi, tahap evaluasi. BAB II ISI Poses Dan Tahapan Belajar A. Defenisi Proses Belajar Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang “berjalan ke depan”. Menurut Chaplin (1972), proses adalah : Any change in any object organism, particularry behavioural or physicological change (proses adalah suatu perubahan khusunya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara – cara atau langkah – langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil – hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kea rah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. B. Tahap – Tahap Dalam Proses Belajar a. Menurut Jerome S.bruner Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan – perubahan yang bertahap. Perubahan tersebut timbul melalui tahap – tahap yang antara satu dan lainnya bertalian secara berurutann dan fungsional. Menurut Bruner, dalam proses belajar sisa menempuh tiga episode/tahap, yaitu: 1. tahap informasi (tahap penerimaan materi) 2.tahap transformasi (tahap pengubahan materi) 3. tahap evaluasi (tahap penilaian materi) Dalam tahap informasi, seorang siswa yang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara infomasi yang diperoleh itu, ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperluas, dan memperdalam pengetahuan yang seblumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal - hal yang lebih luas. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang elah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. b. Menurut Arno F Witting Dalam bukunya Physcologi of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan. Yaitu: 1.aquisition (tahap perolehan /penerimaan informasi) 2.storage (tahap penyimpanan informasi) 3.retrieval (tahap pendapatan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan respons akan terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman danprilaku baru. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini mengakibatkan kegagalan pada tahap – tahap berikutnya. Pada tingkatan storage secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan prilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani acquisition. Pada tingkatan retrevial seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi – fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrevial pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapakan dan memproduksi kembali apa – apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, symbol, pemahaman, dan prilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yangsedang dihadapi. c. Menurut Albret Bandura Menurutnya, setiap proses belajar terjadi dalam urutan tahapan peristia yang meliputi: 1. tahap perhatian (attentional phase) 2. tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase) 3. tahap reproduksi (reproduction phase) 4. tahap motivasi (motivation phase) Tahap – tahap di atas beraal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja tertentu sebagai hasil perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya, ia menguraikan tahapan – tahapn tersebut seperti yang akan diuraikan dibaah ini. Tahap perhatian, pada tahap pertama ini siswa pada umunya memusatkan perhatian pada obyek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya dibanding dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah mereka ketahui. Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika menyajikan pokok materi atau bergaya dengan mimik tersendiri ketika menyajikan contoh perilaku tertentu. Tahap penyimpanan dalam ingatan. Pada tahap berikutnya, informasi berupa materi dan contoh model itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori lebih baik . Para peserta didik lazimnya akan lebih baik dalam menangkap dan menyimpan segala informasi yang disampaikan atau perilaku yang dicontohkan apabila disertai penyebutan atau penulisan nama, istilah, dan label yang jelas serta contoh perbuatan yang akurat. Tahap Reproduksi. Pada tahap reproduksi, segala bayangan/ citra mental (imagery) atau kode – kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimapan dalm memori para peserta didik itu diproduksi kembali. Tahap Motivasi. Tahap terakhir dalam proses terjadinya peristiwa belajar atau pembelajaran adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement (penguatan) bersemayamnya segala informasi dalam memori peserta didik. Pada tahap ini guru dianjurkan untuk memberi pujian, hadiah atau nilai tertentu kepada para peserta didik yang berkinerja memuaskan. Sementara itu, kepada mereka mereka yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang disajikan model (guru) bagi kehidupan mereka. Seiring dengan upaya ini, ada baiknya ditunjukkan pula bukti – bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi atau perilaku tersebut. Secara Spikologis, pada umumnya ada 8 fase dalam belajar, diantaranya adalah : 1. fase motivasi Motivasi diperlukan agar timbulnya minat belajar dari siswa. Motivasi ada 2, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul karena adanya stimulus dari siswa itu sendiri. Kedua motivasi ini sangat diperlukan dalam belajar, tetapi motivasi intrinsik yang sangat penting di dalam belajar. 2. fase pemerolehan Proses memahami (memeroleh) arti materi belajar, dan memasukkannya kedalam ingatan jangka pendek , dan dari sana akan disimpan dalam ingatan jangka panjang. 3. fase penyimpanan Setelah informasi diterima dan dimasukkan ke dalam ingatan, kemudian informasi tersebut disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. 4. fase pengingatan Proses dimana kita mengingat kembali tentang materi apa yang sudah kita pelajari. Proses ini biasanya terjadi apabila ada tuntutan dari pengajar misalnya timbul pertanyaan, atau pada saat ujian. 5. fase generalisasi Generalisasi :Proses mengingat dan mempergunakan apa yang telah dipelajari. Pada fase ini siswa dapat menyatakan apa yang telah dipelajarinya dengan kata – kata (bahasa) sendiri secara baik. Kemampuan Generalisasi adalah indikator mutu pemahaman siswa tentang materi . Pada fase ini juga berkembang daya kritis dan berpikir mandiri 6. fase kinerja Ini adalah proses dimana siswa membuktikan pemahamannya tentang materi melalui perbuatan (kinerja), seperti jawabnya atas pertanyaan dalam ujian, atau sikapnya dalam menghadapi masalah. 7. fase umpan balik. Fase ini hampir sama dengan fase kinerja. Selain penjelasan diatas ada juga fase – fase belajar kooperatif. Fase belajar kooperatif terbagi menjadi fase. Diantaranya adalah : a. fase pertama : Fase ini dimulai dimana guru menyampaikna dari tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. b. fase kedua : Fase ini disebut juga fase menyampaikan informasi. Dimana guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan cara mendemonstrasikan atau melalui bahan bacaan. c. fase ketiga : Fase mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar. Pada fase ini guru menjelaskan tentang cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar mel;akukan transisi secara efisien. d. fase keempat: Fase membimbing kelompok belajar ketika mereka melakukan tugas – tugas mereka. e. fase evaluasi Guru mengevaluasi tentang hasil belajar yang telah diberikan dan meminta siswa agar mempresentasekan hasil kerja. f. fase keenam: Pada fase ini disebut juga fase penghargaan karena, pada fase ini guru diminta untuk menghargai hasil kerja yang telah di kerjakan oleh siswa. BAB III KESIMPULAN Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam siswa. Ada beberapa fase – fase atau yahapan dalam proses belajar, diantaranya adalah fase motivasi, fase pemerolehan, fase penyimpanan, pengingatan, fase generalisasi, fase kinerja, dan fase umpan balik. BAB IV DAFTAR PUSTAKA Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Belajar,1999, PT Logos Wacana Ilmu, Pamulang Timur. Drs. Hamdani,M.A, Stategi Belajar Mengajar,2008, CV Pustaka Setia, Bandung. Varia Winansih, Pengantar Psikologi Pendidikan, 2008, Cipta Pustaka, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar