BAB
I
PEMBAHASAN
TEORI
SITUASIONAL
Pandangan – pandangan tentang
perkembangan karir yang dikenal dengan nama teori-teori perkembangan karier
(theories of career development) mendiskripsikan jalur perkembangan jabatan dan
berusaha menjelaskan kaitan antara berbagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan itu. Dewasa ini belum terdapat teori perkembangan karier tertentu
yang seluruhnya memuaskan, baik dari segi kerangka konseptual, maupun dari segi
implikasi praktis bagi konselor di institusi pendidikan. Masing-masing teori
menyoroti perkembangan karier dari sudut pandang tertentu, misalnya pengaruh
dari corak pendidikan dalam keluarga, pengaruh dari sosial ekonomi dalam
masyarakat, dan pengaruh dari adanya kecocokan atau tidak adanya kecocokan
antara kepribadian seseorang dan lingkungan jabatan. Meskipun demikian,
tenaga-tenaga kependidikan harus memahami pandangan-pandangan yang telah
dikembangkan, supaya dapat mendampingi yang muda dalam perkembangan kariernya
dengan sebaik mungkin.
A.
Pandangan-pandangan
tentang Perkembangan Karier
Pandangan
tentang perkembangan karier secara singkat terdapat enam pandangan tentang perkembangan
karier (Career Development) dan pilihan karier (Career Choice), yang semuanya
bergerak dalam lingkup ilmu psikologi terapan yang dinamakan psikologi karier
atau psikologi jabatan (Vocational Psycology). Keenam pandangan itu mempunyai
relevansi terhadap pendidikan karier dan bimbingan karier di sekolah, meskipun
tidak semuanya memiliki gradasi yang sama.
Pandangan Teori
Situasional
Pandangan
ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan jabatan dan pemilihan karier. Faktor-faktor ini menyangkut
lingkungan alam serta lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Faktor-faktor
yang menyangkut lingkungan alam adalah, antara lain keadaan geografis dan
topologis daerah di mana seseorang hidup. Sedangkan faktor – faktor yang
menyangkut lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya adalah, misalnya, golongan
sosial ekonomi (sosial class), kelompok minoritas atau mayoritas dalam masyarakat,
keadaan ekonomi Negara, pembagian tugas kaum pria dan kaum wanita dalam
masyarakat (sexual roles) dan nilai-nilai kehidupan yang mewarnai kedupan
budaya dapat berlingkup luas sekali seperti keadaan ekonomi Negara dan warisan
budaya bangsa, sampai berlingkup terbatas seperti lingkungan keluarga inti.
Pandangan
situasional ini meninjau proses perkembangan karier dan pilihan karier dari
sudut sosiologis, sejauh faktor-faktor eksternal menciptakan keadaan (situasi
dan kondisi, disingkat Sikon) yang membatasi ruang gerak individu dan membatasi
derajat kebebasan seseorang dalam menentukan pilihan kariernya.
B. Faktor-faktor Pokok
dalam Perkembangan Karier
1.Faktor-faktor
Internal
a. Nilai-nilai kehidupan (values), yaitu
ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-mana dan kapan pun juga.
Nilai-nilai itu menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup sampai umur tua dan
sangat menentukan bagi gaya hidup seseorang (Life Style).
Contoh-contoh nilai kehidupan ialah meningkatkan gengsi dalam masyarakat, berwibawa demi kebaikan orang lain, mengabdi kepada sesama yang serba membutuhkan, mencapai taraf prestasi tinggi demi harga diri, lepas dari dikagumi oleh orang lain, mencari kepuasan dalam memiliki kekayaan, mencari kesenangan bagi diri sendiri, menggali ilmu dengan belajar banyak, dan meningkatkan pengaruh agama dalam masyarakat.
Contoh-contoh nilai kehidupan ialah meningkatkan gengsi dalam masyarakat, berwibawa demi kebaikan orang lain, mengabdi kepada sesama yang serba membutuhkan, mencapai taraf prestasi tinggi demi harga diri, lepas dari dikagumi oleh orang lain, mencari kepuasan dalam memiliki kekayaan, mencari kesenangan bagi diri sendiri, menggali ilmu dengan belajar banyak, dan meningkatkan pengaruh agama dalam masyarakat.
b. Taraf iteligensi,
yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir
memegang peranan.
c. Bakat khusus,
yaitu kemempuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan,
atau bidang kesenian.
d. Minat,
yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada
suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan bidang itu.
e. Sifat-sifat,
yaitu cirri-ciri kepribadian yang bersama-sama membberikan corak khas pada
seseorang, seperti riang gembira, ramah tamah, teliti, terbuka, fleksibel,
tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.
f. Pengetahuan,
yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri
sendiri.
g. Keadaan jasmani,
yaitu cirri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan dan
tidak tampan, ketajaman penglihatan dan pendekatan baik atau kurang baik,
mempunyai kekutan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin.
2.Faktor-faktor
Eksternal
a. Masyarakat
yaitu lingkungan sosial budaya di mana orang muda dibesarkan.
b. Keadaan sosial
ekonomi Negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi
yang lamban atau cepat; stratifikasi mayrakat dalam golongan sosial ekonomi
tinggi, tengah, dan rendah; serta diversifikasi masyarakat atas
kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain.
c. Status sosial
ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua,
tinggi rendahnya pandangan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat
tinggal, dan suku bangsa.
d.
Pengaruh dari anggota-anggota keluarga
besar dan keluarga inti.
e. Pendidikan sekolah,
yaitu pandangan-pandangan yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf
tenaga-tenaga bimbingan dan pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam
bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan dan kecocokan jabatan
tertentu untuk anak laki-laki anak perempuan.
f. Pergaulan dengan
teman-teman sebaya, yaitu pendangan-pandangan dan
harapan-harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
g. Tuntutan-tuntutan
yang melekat pada jabatan-jabatan dan pada
program-program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima
pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya.
C. Implikasi-implikasi
bagi Bimbingan Karier di Institusi Pendidikan
1.
Perkembangan karier merupakan salah satu segi dari keseluruhan proses
perkembangan orang muda dan pilihan-pilihan yang menyangkut jabatan dimasa
depan berlangsung selaras dengan perkembang karier.
2.
Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak didefinitif dengan sekali
memilih saja
3.
Konseling karier, yang berlangsung dalam pertemuan pribadi antara konselor dan
konseling dan kerap terfokuskan pada permasalahan mengenai pilihan program
studi/atau pilihan jabatan, akan berlangsung lebih lancer bilamana orang muda
telah disiapkan melalui bimbingan karier secara kelompok untuk menghadapi
saat-saat hrus dibuat suatu pilihan diantara beberapa alternative.
4.
Pendekatan karier dan bimbingan karier tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup
yang dicita-citakan oleh orang muda bgi dirinya sendiri (Life Style
orientation).
Paradigma
Blau-Gustad-Jessor-Parnes-and-Wilcox (1956), Hubungan antara Proses Pemilihan
dan Proses Seleksi, merupakan sintesis pengaruh institusi social terhadap
pilihan dan perkembangan karir. Model ini meletakkan penekanan pada hubungan
timbal-balik antara faktor-faktor psikologis, ekonimis, dan sosiologis sebagai
penentu dalam pemilihan dan perkembangan okupasi. Karakteristik individu yang
menentukan pilihannya bersifat biologis dan dikondisikan secara sosial melalui
pengaruh keluarga, posisi dan hubungan social, dan karakteristik peran
sosialnya. Pada akhirnya, individu mencapai suatu hierarkhi kesukaan yang salah
satu di antaranya menjadi pilihannya.
Proses
seleksi berkembang karena pengaruh-pengaruh yang terkait dengan kondisi sosial
dan fisik seperti sumber-sumber yang tersedia, topografi dan iklim. Misalnya,
seorang individu yang dibesarkan dalam lingkungan pedesaan yang keluarganya
memiliki keadaan financial yang terbatas akan cenderung memilih sebuah okupasi
pertanian, yang terkait dengan iklim (musim hujan yang panjang) dan topografi
(dataran tinggi yang subur).
Faktor-faktor
tersebut dipandang berada di luar kontrol individu tetapi merupakan penentu
dalam proses seleksi.
Asumsi-asumsi dasar
lainnya dari pendekatan ini adalah:
(1)Terdapat struktur social yang menanamkan pola-pola kegiatan, identifikasi terhadap model, dan memberikan aspirasi di kalangan berbagai kelompok sosial;
(2) Perkembangan karir merupakan proses yang berkelanjutan; dan
(3)Kondisi situasional juga berpengaruh terhadap pola perkembangan karir.
(1)Terdapat struktur social yang menanamkan pola-pola kegiatan, identifikasi terhadap model, dan memberikan aspirasi di kalangan berbagai kelompok sosial;
(2) Perkembangan karir merupakan proses yang berkelanjutan; dan
(3)Kondisi situasional juga berpengaruh terhadap pola perkembangan karir.
Model
ini efektif untuk mengklarifikasi unsur-unsur situasi dalam proses perkembangan
karir. Pilihan karir dipandang sebagai serangkaian keputusan yang saling
terkait yang melibatkan warisan biologis individu, lingkungan sosialnya, dan
kondisi lingkungan.
BAB II
KESIMPULAN
Pandangan
teori situasional ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan jabatan dan pilihan karir. Faktor-faktor ini
mneyangkut lingkungan alam serta lingkungan social, ekonomi dan budaya.
Individu tidak dapat mengatur sendiri factor-faktor itu dan tidak mempunyai
kuasa untuk mengontrol sesuai dengan keinginan sendiri.
FAKTOR-FAKTOR
PERKEMBANGAN KARIR SESEORANG
Faktor Internal
Nilai-nilai kehidupan (values)
Taraf Intelegensi
Bakat Khusus
Minat
Sifat-sifat dalam diri sendiri
Pengetahuan
Keadaan Jasmani
Taraf Intelegensi
Bakat Khusus
Minat
Sifat-sifat dalam diri sendiri
Pengetahuan
Keadaan Jasmani
Faktor Eksternal
Masyarakat
Keadaan social ekonomi Negara
Situasi sosial ekonomi keluarga
Pengaruh dari anggota keluarga
Pendidikan di sekolah
Pergaulan dengan teman sebaya
Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan
Keadaan social ekonomi Negara
Situasi sosial ekonomi keluarga
Pengaruh dari anggota keluarga
Pendidikan di sekolah
Pergaulan dengan teman sebaya
Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan
DAFTAR PUSTAKA
Gani,Ruslan A. 1996. Bimbingan Karier,Bandung,
Angkasa.JKL;\S
Sharf, Richard. 1992. Applyig Carrer Development Theory
to Cuonseling. California, Widswort.
Winkel, W.S
& Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: PT. Grasindo
http://sebutsajataa.wordpress.com/2012/05/03/perkembangan-karir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar