BAB I
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan lingkungan
lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan
penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan
dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan
mutu pendidikan sangat mendesak terutama dengan ketatnya kompetisi antar bangsa
di dunia dalam saaat ini.
Tuntutan
zaman dan teknologi yang semakin maju mengantarkan kita ke suatu arah tujuan
untuk dapat memperbaharui atau membuat suatu terobosan baru. Baik dalam segi
kehidupan dalam bermasyarakat dan untuk pendidikan sekalipun. Revolusi
informasi telah mengakibatkan dunia semakun terbuka, menghilangkan batas-batas
geografis, administratif-yuridis, politis dan sosial budaya.
Manusia
dituntut untuk dapat berusaha untuk mengetahui tentang segala hal, mencapai
keunggulan dan kesuksesan, dan diupayakan untuk mampu berkompetisi bukan saja
dengan sesama warga dalam suatu daerah, namun dituntut untuk dapat berkompetisi
dengan orang-orang dari luar negeri.
Nah,
dalam hal ini, manusia bukan hanya dituntut memperbaharui hal yang telah ada.
Namun diutamakan untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Yang nantinya
inovasi yang dibuat itu bernilai guna untuk keberlangsungan hidup manusia
maupun sistem yang berlaku pada manusia yang semata-mata untuk kemajuan dan
kesuksesan.
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT INOVASI PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Inovasi Pendidikan
Inovasi diartikan pemasukan atau
pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991)
mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam
konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen sistem pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Inovasi pendidikan disini adalah suatu perubahan yang baru dan
bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang sebelumnya serta sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam
pendidikan.
Maksud kata baru disini adalah apa saja
yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi
meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain.
Sementara itu, maksud kata
kualitatif, adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata
penambahan atau penjumlahan dari unsur-unsur komponen yang sudah ada.
Dikarenakan
besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan kita sekarang, apalagi masa
mendatang, sementara itu mengingat keterbatasan dana dan kemampuan yang
dimiliki, maka tindakan inovasi sangat diperlukan. Kendatipun demikian hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya
belum tentu inovatif. Sebagai tujuan utama dari inovasi adalah berusaha
meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang,
sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi keseluruhan
perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya. Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang
jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin
bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum
inovasi diadakan.[1]
B.
Urgensi
inovasi dalam pendidikan
1. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan telah mengakibatkan kemajuan di bidang teknologi. Kemudian
terpancar ke segala hal yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Diakui bahwa sistem pendidikan
yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia selama ini masih belum mampu
mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia
pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil,
kreatif, dan aktif, yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan
yang terus menerus. Oleh karena itu, kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dengan cakupannya yang sangat luas serta dibarengi oleh perubahan-perubahan
sosial dan ekonomi, telah mengubah secara mendasar kondisi-kondisi pekerjaan.
Suatu proses pendidikan yang
benar-benar inovatif harus mempersiapkan anak didik untuk menghadapi perubahan
serta memberikan kemampuan kepada mereka untuk dapat menjawab
tantangan-tantangan lingkungan secara lebih efektif.
Jelas sekali bahwa keadaan demikian
akan memengaruhi pendidikan. Pendidikan harus menghadapi restrukturisasi
lapangan kerja di masa yang akan datang, yang akan memberikan prioritas yang
lebih besar kepada lulusan pendidikan tinggi yang berkualitas, dan selanjutnya
akan dibutuhkan latihan kembali dari tenaga-tenaga kerja yang ada.
2. Demografi,
Sosial, dan Kultural
Laju pertumbuhan penduduk yang cukup
pesat tentunya menuntut adanya perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut
tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
Jumlah penduduk kita yang semakin
bertambah belum dapat dijangkau secara merata oleh kegiatan atau pelayanan
pendidikan. Kenyataan tersebut menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas
pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya
menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat
tidak seimbangnya antara out put lembaga pendidikan dengan kesempatan yang
tersedia.
Faktor-faktor sosio kultural sangat
erat terkait pada faktor demografi, ekonomi, teknologi, dan ekologi, yang
sangat khas untuk masing-masing masyarakat. Faktor-faktor tersebut berinteraksi
erat dengan pendidikan dan dipengaruhi pula oleh pendidikan.
Sementara itu, pendidikan juga
berfungsi untuk meneruskan serta mengembangkan faktor-faktor di atas. Contoh
faktor tersebut adalah sistem nilai dan berbagai corak adat dan kelakuan.
Faktor lain yang penting adalah untuk meningkatkan kesadaran identifikasi
kultural dan etnik, linguistik, dan kelompok-kelompok agama yang terjadi di
seluruh dunia. Bagaimana pun juga hal-hal tersebut akan merupakan suatu
tantangan dan tugas bidang pendidikan untuk memberikan tanggapan terhadap
fenomena tersebut.
3. Kebutuhan
Masyarakat akan Pendidikan yang Lebih Baik
Dewasa ini masyarakat semakin jeli
dan selektif memilih lembaga pendidikan yang lebih baik, seolah tidak peduli
atas harganya atau biaya yang dikeluarkan untuk itu. Upaya inovasi pendidikan
berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi
oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa
mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan
yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas
sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berkenaan
dengan inilah pula sekarang bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan
unggulan.
4. Kurang
Sesuainya antara Pendidikan dengan Kebutuhan Dunia Usaha
Tantangan besar bagi organisasi
pendidikan adalah kemampuannya menyediakan kebutuhan tenaga kerja bagi dunia
usaha. Pada zaman sekarang ini, masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan
yang benar-benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali
keahlian atau keterampilan (skill) yang diperlukan dunia usaha.
Pada umumnya, kurang sesuainya
materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun
kurikulum baru. Oleh karena itu perkembangannya di Indonesia kita ketahui telah
mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi
masalah relevansi. Dengan kurikulum baru inilah anak-anak dibina kepribadian
melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa
kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum
baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.
5. Kurangnya
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk menjamin terwujudnya kegiatan
belajar mengajar di sekolah diperlukan adanya sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan
minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana sebagaimana telah
diatur dalam peraturan pemerintah. Namun pada kenyataannya masih banyak
sekolah-sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana pendidikan, bahkan tidak
sedikit kita saksikan adanya sekolah yang ambruk dan tidak dapat lagi
melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Dapat disimpulkan bahwa urgensi
inovasi pendidikan paling tidak berakar kepada empat alasan, yaitu : pertama,
upaya memecahkan masalah-masalah praktik pendidikan supaya dapat berjalan
sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan; kedua memberikan kepuasan
kepada stakeholders pendidikan, sehingga mendatangkan keuntungan kepada
kemajuan, ketiga; pentingnya menyediakan pendidikan yang bermutu dan
penyelenggaraan yang akuntabel. Keempat; pentingnya pendidikan mengantisipasi
perubahan eksternal sehingga memberikan daya saing dan keunggulan bangsa di
tengah pergaulan dunia global.[2]
C.
Manfaat
Inovasi Pendidikan
Pendidikan dilaksanakan oleh manusia
untuk manusia sejak manusia ada di dunia ini. Bagi manusia pendidikan berperan
sebagai sesuatu yang membantu manusia mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin agar dapat hidup selaras dengan lingkungannya, dimasa kini maupun di
masa yang akan datang. Untuk itu manusia harus mengerti manfaat dari inovasi
pendidikan untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.
Inovasi akan
mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika
inovasi tersebut tidak diterapkan/disebarluaskan/diadopsi maka inovasi tersebut hanya akan menjadi
inovasi yang tidak terpakai.
1.
Dalam
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak
dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi, dan efektivitas
pendidikan dan relevansi pendidikan.
Kesemuanya dimaksudkan agar difusi
inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan
pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.
Contoh inovasi antara lain: program
belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap,
pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
2.
Inovasi
ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
berkualitas/unggul, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
sebagainya.
3.
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia/input.
4.
Meningkatkan
kelulusan / output.
D.
Sasaran
Program Inovasi Pendidikan
Sasaran yang dimaksud disini adalah
komponen-komponen apa saja yang dapat menciptakan inovasi. Inovasi meliputi
aspek struktur pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan sekolah dan
kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan
pembelajaran siswa. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dalam pengajaran.
Contohnya, bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar bagaimana
menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional.
1.
Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan
proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus
pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal
yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang
diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa,
hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur
lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya
kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan
keterampilan guru itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright,1987)
2.
Siswa
Sebagai
obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa
memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat
menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik,
pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan.
Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada
perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa
yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan
dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya
dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran,
pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai
guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan
penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja
menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi
seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.
Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4.
Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan
prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya
dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja
fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan
diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan
bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas
belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan
pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi
pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah,
bangku, meja dan sebagainya.
5.
Masyarakat
Dalam
menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat
dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif,
dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak
langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih
baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa
merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan
masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
6. Bidang personalia
Pendidikan yang merupakan bagian
dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari
sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan
mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata
tertib dan sebagainya.
7.
Banyaknya personal dan wilayah kerja
Inovasi
pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam
satu sekolah.
8.
FasilitasFisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
9.
PenggunaanWaktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
10.
PerumusanTujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovas iyang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovas iyang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
11.
Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
12.
Peran yang diperlukan
Dalam
sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang
pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya
peran guru sebagai pemakai media peran guru sebagai pengelola kegiatan
kelompok, guru sebagai micro teaching.
13.
Wawasan dan perasaan
Dalam
interaksi sosial termasuk system pendidikan biasanya berkembang suatu wawasan
dan perasaan tertentu yang menunjang kelancaran pencapaian tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya wawasan pendidikan seumur
hidup, pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta akan pekerjaan
(profesionalisme), kesediaan berkorban dan kesabaran.
14.
Bentuk hubungan antarbagian (mekanisme kerja)
Dalam
system pendidikan perlu adanya kejelasan hubungan antarbagian dalam pelaksanaan
kegiatan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, antara lain perubahan
pembagian tugas antara guru, perubahan hubungan kerja antarkelas.
15.
Hubungan dengan Sistem yang Lain
Pendidikan
sebagai sebuah sistem dalam pelaksanaan kegiatannya akan berhubungan atau
bekerjasama dengan system yang lain. Inovasi yang relevan dengan komponen ini,
misalnya dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah bekerja sama dengan
Puskesmas, dalam pelaksanaan Bakti Sosial bekerja sama dengan Pemerintah Daerah
setempat dan sebagainya.
16.
Strategi
Strategi
ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi
pendidikan. Pola strategi yang biasanya digunakan:
a. Desain
b. Kesadaran dan perhatian
c. Evaluasi
d. Percobaan
BAB III
KESIMPULAN
Inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru yang diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam
pendidikan. Inovasi
pendidikan adalah pembaruan dalam bidang pendidikan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan, inovasi pendidikan merupakan suatu ide,
barang, metode yag dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau
kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi (yang baru) atau
discovery (mengubah yang lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Kemajuan teknologi dan di masa-masa
yang akan datang terutama di bidang informasi dan komunikasi telah menyebabkan
dunia ini menjadi sempit cakupannya. Berkembangnya ilmu pengetahuan modern
menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang
terus menerus. Oleh karena itu, kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dengan cakupannya yang sangat luas serta dibarengi oleh
perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, telah mengubah secara mendasar
kondisi-kondisi pekerjaan.
Upaya inovasi pendidikan berkaitan
erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia
pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa
mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan
yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas
sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat.
Manfaat
inovasi pendidikan itu sendiri dalam memecahkan persoalan-persoalan
pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi
dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan
mutu, peningkatan efisiensi, dan efektivitas pendidikan dan relevansi
pendidikan.
Sasaran
inovasi pendidikan meliputi komponen-komponen apa saja yang dapat menciptakan
inovasi. Inovasi meliputi aspek struktur pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan
sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan
memudahkan pembelajaran siswa. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dalam
pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, hamzah. 2011. Profesi
Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Kependidikan di Indonesia)
Jakarta: Bumi Aksara.
Daulay, Anwar Saleh. 1996. Dasar-dasar
Kependidikan. Medan: Jabal Rahmat
Dosen FIP-IKIP Malang. 1981. Pengantar
Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Hasbullah.
2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar
Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Joesoef, Soelaiman. 1992. Konsep Dasar Kependidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Sadiman, Arief. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo
Syafaruddin dkk. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer
(Suatu Tinjauan Konseptual Operasional) Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Rusli. 2009. Landasan Pendidikan. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar