a.vipermenu, a.vipermenu:link, a.vipermenu:visited {display:block; width:230px; height:25px; background:#444444; border:1px solid #222; margin-top:5px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial; font-size:16px; font-weight:normal;color:#FFFFFF; line-height:20px; overflow:hidden; float:left;} a.vipermenu:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #vipergoymenu {width:auto; margin:0 auto;}

Selasa, 20 November 2012

HAKIKAT INOVASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
            Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama dengan ketatnya kompetisi antar bangsa di dunia dalam saaat ini.
            Tuntutan zaman dan teknologi yang semakin maju mengantarkan kita ke suatu arah tujuan untuk dapat memperbaharui atau membuat suatu terobosan baru. Baik dalam segi kehidupan dalam bermasyarakat dan untuk pendidikan sekalipun. Revolusi informasi telah mengakibatkan dunia semakun terbuka, menghilangkan batas-batas geografis, administratif-yuridis, politis dan sosial budaya.
            Manusia dituntut untuk dapat berusaha untuk mengetahui tentang segala hal, mencapai keunggulan dan kesuksesan, dan diupayakan untuk mampu berkompetisi bukan saja dengan sesama warga dalam suatu daerah, namun dituntut untuk dapat berkompetisi dengan orang-orang dari luar negeri.
            Nah, dalam hal ini, manusia bukan hanya dituntut memperbaharui hal yang telah ada. Namun diutamakan untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Yang nantinya inovasi yang dibuat itu bernilai guna untuk keberlangsungan hidup manusia maupun sistem yang berlaku pada manusia yang semata-mata untuk kemajuan dan kesuksesan.






BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT INOVASI PENDIDIKAN
A.    Pengertian Inovasi Pendidikan
            Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
            Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
            Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.

            Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen sistem pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
            Inovasi pendidikan disini adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan.
            Maksud kata baru disini adalah apa saja yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain.
            Sementara itu, maksud kata kualitatif, adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penambahan atau penjumlahan dari unsur-unsur komponen yang sudah ada.
           
            Dikarenakan besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan kita sekarang, apalagi masa mendatang, sementara itu mengingat keterbatasan dana dan kemampuan yang dimiliki, maka tindakan inovasi sangat diperlukan. Kendatipun demikian hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik, maksudnya belum tentu inovatif. Sebagai tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Jadi keseluruhan perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Tujuan yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bisa diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.[1]

B.     Urgensi inovasi dalam pendidikan
            1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
            Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan telah mengakibatkan kemajuan di bidang teknologi. Kemudian terpancar ke segala hal yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Diakui bahwa sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia selama ini masih belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif, yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas.
            Berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus menerus. Oleh karena itu, kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan cakupannya yang sangat luas serta dibarengi oleh perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, telah mengubah secara mendasar kondisi-kondisi pekerjaan.
            Suatu proses pendidikan yang benar-benar inovatif harus mempersiapkan anak didik untuk menghadapi perubahan serta memberikan kemampuan kepada mereka untuk dapat menjawab tantangan-tantangan lingkungan secara lebih efektif.
            Jelas sekali bahwa keadaan demikian akan memengaruhi pendidikan. Pendidikan harus menghadapi restrukturisasi lapangan kerja di masa yang akan datang, yang akan memberikan prioritas yang lebih besar kepada lulusan pendidikan tinggi yang berkualitas, dan selanjutnya akan dibutuhkan latihan kembali dari tenaga-tenaga kerja yang ada.

2. Demografi, Sosial, dan Kultural
            Laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan, sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
            Jumlah penduduk kita yang semakin bertambah belum dapat dijangkau secara merata oleh kegiatan atau pelayanan pendidikan. Kenyataan tersebut menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara out put lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.
            Faktor-faktor sosio kultural sangat erat terkait pada faktor demografi, ekonomi, teknologi, dan ekologi, yang sangat khas untuk masing-masing masyarakat. Faktor-faktor tersebut berinteraksi erat dengan pendidikan dan dipengaruhi pula oleh pendidikan.
            Sementara itu, pendidikan juga berfungsi untuk meneruskan serta mengembangkan faktor-faktor di atas. Contoh faktor tersebut adalah sistem nilai dan berbagai corak adat dan kelakuan. Faktor lain yang penting adalah untuk meningkatkan kesadaran identifikasi kultural dan etnik, linguistik, dan kelompok-kelompok agama yang terjadi di seluruh dunia. Bagaimana pun juga hal-hal tersebut akan merupakan suatu tantangan dan tugas bidang pendidikan untuk memberikan tanggapan terhadap fenomena tersebut.

3. Kebutuhan Masyarakat akan Pendidikan yang Lebih Baik
            Dewasa ini masyarakat semakin jeli dan selektif memilih lembaga pendidikan yang lebih baik, seolah tidak peduli atas harganya atau biaya yang dikeluarkan untuk itu. Upaya inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan inilah pula sekarang bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.

4. Kurang Sesuainya antara Pendidikan dengan Kebutuhan Dunia Usaha
            Tantangan besar bagi organisasi pendidikan adalah kemampuannya menyediakan kebutuhan tenaga kerja bagi dunia usaha. Pada zaman sekarang ini, masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali keahlian atau keterampilan (skill) yang diperlukan dunia usaha.
            Pada umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu perkembangannya di Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi masalah relevansi. Dengan kurikulum baru inilah anak-anak dibina kepribadian melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.

5. Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
            Untuk menjamin terwujudnya kegiatan belajar mengajar di sekolah diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana sebagaimana telah diatur dalam peraturan pemerintah. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana pendidikan, bahkan tidak sedikit kita saksikan adanya sekolah yang ambruk dan tidak dapat lagi melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
            Dapat disimpulkan bahwa urgensi inovasi pendidikan paling tidak berakar kepada empat alasan, yaitu : pertama, upaya memecahkan masalah-masalah praktik pendidikan supaya dapat berjalan sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan; kedua memberikan kepuasan kepada stakeholders pendidikan, sehingga mendatangkan keuntungan kepada kemajuan, ketiga; pentingnya menyediakan pendidikan yang bermutu dan penyelenggaraan yang akuntabel. Keempat; pentingnya pendidikan mengantisipasi perubahan eksternal sehingga memberikan daya saing dan keunggulan bangsa di tengah pergaulan dunia global.[2]
C.     Manfaat Inovasi Pendidikan
            Pendidikan dilaksanakan oleh manusia untuk manusia sejak manusia ada di dunia ini. Bagi manusia pendidikan berperan sebagai sesuatu yang membantu manusia mengembangkan potensinya semaksimal mungkin agar dapat hidup selaras dengan lingkungannya, dimasa kini maupun di masa yang akan datang. Untuk itu manusia harus mengerti manfaat dari inovasi pendidikan untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.
            Inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/disebarluaskan/diadopsi  maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai.
1.                  Dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi, dan efektivitas pendidikan dan relevansi pendidikan.
            Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.
            Contoh inovasi antara lain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
2.                  Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan berkualitas/unggul, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya.
3.                  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia/input.
4.                  Meningkatkan kelulusan / output.
           
D.    Sasaran Program Inovasi Pendidikan
            Sasaran yang dimaksud disini adalah komponen-komponen apa saja yang dapat menciptakan inovasi. Inovasi meliputi aspek struktur pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan pembelajaran siswa. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dalam pengajaran. Contohnya, bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar bagaimana menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional.
1.      Guru
            Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

            Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright,1987)
2.      Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.                  Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4.                  Fasilitas
            Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5.      Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

6. Bidang personalia
            Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
7.                  Banyaknya personal dan wilayah kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
8.                  FasilitasFisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
9.                  PenggunaanWaktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
10.              PerumusanTujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovas iyang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
11.              Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.


12.              Peran yang diperlukan
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai micro teaching.
13.              Wawasan dan perasaan
Dalam interaksi sosial termasuk system pendidikan biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang menunjang kelancaran pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya wawasan pendidikan seumur hidup, pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta akan pekerjaan (profesionalisme), kesediaan berkorban dan kesabaran.
14.              Bentuk hubungan antarbagian (mekanisme kerja)
Dalam system pendidikan perlu adanya kejelasan hubungan antarbagian dalam pelaksanaan kegiatan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, antara lain perubahan pembagian tugas antara guru, perubahan hubungan kerja antarkelas.
15.              Hubungan dengan Sistem yang Lain
Pendidikan sebagai sebuah sistem dalam pelaksanaan kegiatannya akan berhubungan atau bekerjasama dengan system yang lain. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah bekerja sama dengan Puskesmas, dalam pelaksanaan Bakti Sosial bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat dan sebagainya.
16.              Strategi
Strategi ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Pola strategi yang biasanya digunakan:
a.       Desain
b.      Kesadaran dan perhatian
c.       Evaluasi
d.      Percobaan




BAB III
KESIMPULAN
            Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru yang diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Inovasi pendidikan adalah pembaruan dalam bidang pendidikan yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, inovasi pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yag dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi (yang baru) atau discovery (mengubah yang lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
            Kemajuan teknologi dan di masa-masa yang akan datang terutama di bidang informasi dan komunikasi telah menyebabkan dunia ini menjadi sempit cakupannya. Berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus menerus. Oleh karena itu, kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan cakupannya yang sangat luas serta dibarengi oleh perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, telah mengubah secara mendasar kondisi-kondisi pekerjaan.
            Upaya inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat.
Manfaat inovasi pendidikan itu sendiri dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi, dan efektivitas pendidikan dan relevansi pendidikan.
            Sasaran inovasi pendidikan meliputi komponen-komponen apa saja yang dapat menciptakan inovasi. Inovasi meliputi aspek struktur pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan pembelajaran siswa. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dalam pengajaran.


DAFTAR PUSTAKA

             B. Uno, hamzah. 2011. Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Kependidikan di Indonesia) Jakarta: Bumi Aksara.
             Daulay, Anwar Saleh. 1996. Dasar-dasar Kependidikan. Medan: Jabal Rahmat
             Dosen FIP-IKIP Malang. 1981. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional
             Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Joesoef, Soelaiman. 1992. Konsep Dasar Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sadiman, Arief. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Syafaruddin dkk. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional) Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Rusli. 2009. Landasan Pendidikan. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press











[1] Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. hal 187
[2] Syafaruddin dkk. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing. hal 62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar