BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen selalu terdapat dan sangat
penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi,
yayasan-yayasan, pemerintahan, dan lain sebagainya. Manajemen yang baik adalah
terjadi pembinaan kerja sama serasi dan harmonis, saling menghormati dan
mencintai antara atasan dan bawahan, sehingga tujuan optimal organisasi akan
tercapai.
Seorang manajer seharusnya akan
lebih bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengendalian serta dalam
menafsirkan kepandaian-kepandaian para pekerja dan dan mesin-mesin menurut
aturan-aturan, hukum-hukum, dan formula-formula. Pemimpin harus menjadi sumber
kegiatan dan penanggung jawab hasil yang dicapai dalam aktivitas proses
manajemen itu. Efisiensi kerja manusia dan mesin dengan jalan meneliti
gerakan-gerakan dan waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang perlu
diperhatikan.
Dengan
menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau
menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya dan kepercayaan
pada diri sendiripun semakin besar.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen itu
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dalam manajemen,
yang diatur adalah semua unsur-unsur yang terdiri dari men, money, methods,
materials, machines, and market, disingkat 6 M dan semua aktivitas yang
ditimbulkannya dalam proses manajemen ini. Semuanya diatur agar 6M itu lebih
berdaya guna, berhasil guna, terintegrai, dan terkoordinasi dalam mencapai
tujuan yang optimal.
Yang mengaturnya adalah pemimpin
yang dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga
6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang
diinginkan. Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian =
planning, organizing, directing, dan controlling). Kesemuanya diatur dalam
suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan alat dan wadah,
(tempat) untuk mengatur 6 M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai
tujuannya. Tegasnya pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam suatu organisasi
(wadah/tempat). Sebab dalam wadah (organisasi) inilah tempat kerja sama dan
integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Andrew F. Sikula (malayu
S.P. Hasibuan, 2004) manajemen pada umumnya dikaitkan dengan
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau
jasa secara efisien.
Pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak
terbatas. Usaha untuk memnuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan , tugas, dan tanggung
jawab ini maka terbentuklah kerjasama dan keterikatan formal dalam suatu
organisasi.
Manajemen pada dasarnya baru dapat
diterapkan, jika:
1.
Ada
tujuan bersama dan kepentingan bersama yang akan dicapai.
2.
Ada
kerja sama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal dan ikatan tata tertib
yang baik.
3.
Ada
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.
4.
Ada
hubungan formal dan ikatan kerja yang tertib
5.
Ada
sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan
6.
Ada
organisasi (wadah) untuk melakukan kerja sama
7.
Ada
wewenang (authority) dan tanggungjawab (responbility) dari setiap individu
anggota.
8.
Ada
koordinasi, integrasi, dan sonkronisasi (KIS) dari proses manajemen tersebut.
9.
Ada
pemimpin/pengatur dan bawahan yang akan diatur.
10.
Ada
relationship in organization dan human organization
11.
Ada
the nature of men and the nature of organization
12.
Ada
komunikasi dan delegation of authority.[1]
b.
Prinsip-prinsip
Manajemen
Prinsip adalah pedoman hidup dan
dasar hidup setiap. Seorang manajer harus mampu memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen. Karena dengan prinsip manajemen ini akan mendukung kesuksesan
manajer dan kesuksesan manajer. Prinsip-prinsip manajemen merupakan
petunjuk-petunjuk untuk tindakan manajerial atau kebenaran-kebenaran umum yang
membantu pihak manajer memutuskan apa yang harus dilakukannya dalam situasi
tertentu. Prinsip-prinsip manajemen dimulai sekita tahun 1900 yang dilakukan
oleh Henry Fayol ditulis dalam buku yang berjudul Administration Indutriellet
Generale 1916.[2]
Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang
dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil
penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu
pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran
dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu
yang absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan
khusus dan keadaan yang berubah-ubah.
Asas bukanlah hukum atau dogma, tetapi
hanya sebagai hipotesis yang harus diterapkan secara fleksibel, praktis,
relevan, dan konsisten. Dengan menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer
dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan
pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiripun semakin besar.
Asas-asas umum manajemen (general
principles of management) menurut Henry Fayol
a.
Division
of work (asas pembagian k erja)
b.
Authority
and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab).
c.
Discipline
(asas disiplin)
d.
Unity
of command (asas kesatuan perintah)
e.
Unity
of direction (asas kesatuan jurusan atau arah)
f.
Subordination
of individual interest into general interest (asas kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi
g.
Renumeration
of personnel (asas pembagian gaji yang wajar)
h.
Centralization
(asas pemusatan wewenang)
i.
Scalar
of chain (asas hirarki atau asas rantai berkala)
j.
Order
(asas keteraturan)
k.
Initiative(asas
inisiatif)
l.
Esprit
de corps (asas kesatuan)
m.
Stability
of turn-over personnel (asas kestabilan masa jabatan)[3]
Seorang manajer hendaknya memiliki
kemampuan interpersonal, yaitu kemampuan memahami, memotivasi dan berkomunikasi
dengan individu maupun kelompok. Ketika manajer menaiki tangga organisasi, dia
harus dapat bergaul dengan bawahan, rekan kerja, dan mereka yang di tingkat
yang lebih tinggi dari organisasi. Karena peran ganda yang harus dijalankan
oleh manajer, seorang manajer juga harus dapat bekerja dengan pemasok,
pelanggan, investor dan pihak lain di luar organisasi.[4]
Pada makalah
ini akan dibahas mengenai order sebagai prinsip-prinsip manajemen.
c.
Order
sebagai Prinsip-prinsip Manajemen
Untuk ketertiban ada formula yang
harus dipegang yaitu suatu tempat untuk setiap orang, dan setiap orang pada
tempatnya masing-masing. Demikian pula bagi saham suatu tempat bagi sesuatu dan
sesuatu itu pada tempatnya. Bila diharapkan adanya ketertiban dalam suatu
perusahaan haruslah ada tempat yang tegas bagi setiap pegawai , setiap pegawai
harus pada tempatnya yang telah ditetapkan. Lebih lanjut ketentuan yang
sempurna memerlukan bahwa tempat harus sesuai dengan pegawai atau sesuai
pembahasan. The right man is the right place.[5]
Order adalah prinsip manajemen
dimana bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu
yang tepat. Terutama orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau
pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.[6]
Fayol membagi orfer menjadi tata
tertib material (material order) dan tata tertib sosial (social order). Fayol
mengikuti pepatah yang sederhana yaitu “Lakukanlah segala sesuatu pada
tempatnya dan tempatlah dirimu yang sebagaimana layaknya.” Pada pokoknya hal
itu merupakan prinsip organisasi dalam mengatur benda dan manusia.[7]
Material order artinya barang-barang atau alat-alat organisasi harus
ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Material
order secara sederhana dapat diartikan sebagai keteraturan dalam penempatan
barang-barang. Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan
keahlian atau bidang spesialisasinya.[8]
Ketertiban dalam melaksanakan
pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,
ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.[9]
Maju dan mundurnya organisasi
bergantung kepada kecakapan dan kerjasama antara atasan dan bawahan,
masing-masing individu mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala
bidang pekerjaannya. Apabila setiap individu ditempatkan pada bidang
kemampuannya, maka dia akan merasa bertanggungjawab atas pekerjaannya tersebut,
sedangkan apabila tidak sesuai tentu dia pun akan merasa tidak bertanggungjawab
atas pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Inilah pentingnya prinsip manajemen
yaitu order.
Order menekankan bahwa perlunya
ketertiban dan keteraturan dalam sebuah organisasi. Penempatan individu dan
barang yang sesuai tentu akan semakin membantu perkembangan dan kemajuan
organisasi tersebut.
BAB III
SIMPULAN
Prinsip-prinsip manajemen merupakan
petunjuk atau dasar si manajer untuk membantu manajer dapat membuat keputusan
dalam situasi atau kondisi apapun. Sebagaimana tujuan
Order merupakan psinsip manajemen
dimana penempatan barang-barang dan manusia itu sesuai dengan tempat yang
disediakan. Maksudnya, bahwa setiap individu ditempatkan pada posisi yang
sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Bukan hanya penempatan manusianya
saja, penempatan barang yang salahpun akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai
pada suatu organisasi atau perusahaan. Keteraturan dan ketertiban manusia dan
material akan sangat mempengaruhi kinerja para anggota organisasi dan
manajernya.
Seorang manajer harus mampu memahami
dan mengenali kemampuan setiap bawahannya. Seseorang yang ditempatkan tepat
pada daerah kemampuannya, tentu akan merasa nyaman dan tidak kewalahan untuk
menghadapi semua kerja yang diberikan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W, 2004, Manajemen, Jakarta: Erlangga
Handoko, T. Hani, 2011. Organisasi Perusahaan (Teori,
Struktur dan Perilaku), Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
Hasibuan, Malayu S.P,2004. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan
Masalah, Jakarta: Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen#Ketertiban_.28Order.29
Manullang, M, 1976. Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
___________, 2009. Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Mesiono, 2010. Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka
Media Perintis
Simbolon, Masry, 2003, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Usman, Husaini, 2009. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan), Jakarta: Bumi Aksara
[1]
Hasibuan, Malayu S.P,2004. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, hal 5
[2]
Simbolon, Masry, 2003, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia
Indonesia, hal 33
[3]
Mesiono, 2010. Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, hal
10-14
[4]
Griffin, Ricky W, 2004, Manajemen, Jakarta: Erlangga, hal 19
[5]Manullang,
M, 1976. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Gajah Mada University Press. Hal 35
[6]
Handoko, T. Hani, 2011. Organisasi Perusahaan, Teori, Struktur dan Perilaku,
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, hal 47
[7]
Evolusi pemikiran manajemen, hal 42
[8]
Hasibuan, Malayu S.P,2004. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, hal 11-12
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen#Ketertiban_.28Order.29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar