BAB
I
PENDAHULUAN
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu
dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira
permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek
struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan
bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula
pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1)
kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu
hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social,
yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan
social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam
diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan
adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang
diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang
sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian
terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang
dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
Periode
sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
Periode
pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
Periode
operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
Periode
opersional formal ( 11,0 – dewasa )
BAB
II
PEMBAHASAN
JEAN PIAGET
(1896-1980)
Biografi
Jean Piaget
dilahirkan di Neuchatel, Swiss pada Tanggal 9 Agustus 1896. Ayahnya, Arthur
Piaget, adalah seorang profesor sastra Abad Tengah yang sangat menyenangi
sejarah lokal. Sementara ibunya, Rebecca Jackson, adalah seorang wanita yang
cerdas dan penuh semangat, namun menurut Jean, ibunya sedikit mengidap neurik
yang menimbulkan kesan yang akhirnya membuat ia tertarik dengan disiplin
psikologi. Ketika masih anak-anak dia sangat tertarik dengan ilmu alam, salah
satu kesenangannya adalah mengumpulkan tulang kerangka burung-burung kecil. Dia
menerbitkan “makalah” pertamanya ketika berusia 10 tahun, salah satu halamannya
memaparkan penelitiannya tentang kerangka burung gereja albino.
Dia
mulai menerbitkan karya ilmiah ketika masih berada di sekolah menengah tentang
masalah molusca. Karyanya tentang molusca ini kemudian dikenang oleh hampir
semua mahiswa Eropa.
Ketika
remaja, dia mengalami krisis keyakinan. Karena didorong oleh ibunya yang selalu
menekankan ajaran-ajaran religius, dia merasa argumen-argumen religius terlalu
kekanak-kanakan. Setelah mempelajari filsafat dan logika, dia kemudian
memutuskan untuk mengapdikan hidupnya demi menemukan “penjelasan-penjelasan
biologis tentang pengetahuan”. Akhirnya, karenanya filsafat gagal membantunya
dalam melaksanakan penelitian-penelitian ini, dia beralih ke psikologi.
Setelah
lulus sekolah menengah, dia melanjutkan pendidikan ke University of Neuchatel.
Karena terlalu memaksakan dirinya belajar dan menulis, dia mengalami sakit
parah dan disarankan untuk istirahat kepegunungan selama setahun. Ketika
kembali ke Neuchatel, dia memutuskan untuk menulis filosofi hidupnya. Peristiwa
inilah yang kemudian jadi titik pusat seluruh karya dan perjalan hidupnya.
Tahun
1918, Piaget memperoleh gelar doktor dibidang Sains dari University of
Neuchatel. Selama setahun berikutnya, dia bekerja di laboratorium psikologi di
Zurich dan di klinik psikiater milik Bleuler. Di dalam priode inilah, dia
berkenalan dengan karya-karya Freud, Jung, dan pemikir-pemikir lainnya. Tahun
1919, dia mengajar psikologi dan filsafat di Sorbonne, Paris. Disinilah dia
bertemu dengan Simon, dan melalukan penelitian bersama tentang kecerdasan. Dia
tidak memperdulikan gaya “benar-salah” yang selama ini diterapkan dalam tes
kecerdasan, melainkan mulai mewawancarai subjek penelitiannya, yaitu dengan
metode wawancara psikitiari yang dipelajari setahun sebelumnya. Pendek kata,
dia mulai mempertanyakan kenapa anak-anak mulai menalar.
Pada
tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan dimuat dalam
Journal de Psychologie. Selain itu, di tahun yang sama dia juga mendapat
kesempatan mengajar di Institut J.J. Rousseau, Jenewa. Tahun 1923, dia menikah
dengan salah seorang mahasiswanya, Valentine Chatenay. Tahun 1925, putri
pertama mereka lahir, di susul putri kedua pada tahun 1927, dan pada tahun
1931, satu-satunya anak laki-laki mereka lahir. Ketiga anak ini menjadi fokus
utama penelitian Piaget dan istrinya. Hasil penelitian ini kemudian
menghasilkan tiga buku psikologi anak.
Tahun
1929, Piaget mulai bertugas sebagai direktur Bureau International Offfice the
I’education yang bekerja sama dengan UNESCO. Tahun 1940, Piaget menjabat
sebagai kepala eksperimental psikologi, direktur laboratorium psikologi, dan
presiden Swiss Society of Pschyology. Tahun 1942, dia memberikan serangkaian
kuliah di College de France yaitu selama pendudukan Nazi di Perancis. Dalam
periode ini, Piaget juga memperoleh beberapa gelar kehormatan.
Pada
tahun 1952, Piaget menjadi profesor di Sorbonne. Tahun 1955, dia mendirikan
International Center of Genetic Epistemologic yang dia pimpin sampai akhir
hayatnya. Setahun kemudian, dia juga mendirikan school of sciences di
University of Geneva.
Dia
tetap melanjutkan penelitian-penelitiannya menyangkut teori umum tentang
struktur dan berusaha untuk selalu mengaitkan karya-karya psikologinya dengan
faktor biologis. Dia juga terus memberikan pelayanan masyarakat dengan
statusnya sebagai wakil Swiss dalam UNESCO. Di penghujung karirnya, Piaget
telah menulis lebih dari 60 buku dan ratusan artikel ilmiah. Jean Piaget
meninggal di Jenewa pada tanggal 16 September 1980. Dia tetap dikenang sebagai
salah seorang psikolog paling berpengaruh di abad 20.
Teori
Kepribadian Menurut Jean Piaget
Pada
awal penelitiannya, Jean menyebutnya sebagai epistimologi genetik, yang berarti
studi tentang perkembangan pengetahuan manusia. Dia mengatakan, bahwa sejak
usia balita, seseorang telah memiliki kemampuan tertentu untuk menghadapi
objek-objek yang di sekitarnya. Kamampuan ini memang sangat sederhana, yakni
dalam bentuk kemampuan sensorik-motorik, namun dengan kemampuan inilah balita
tadi akan mengeksplorasi lingkungannya dan menjadikannya dasar bagi pengetahuan
tentang dunia yang akan dia peroleh kemudian serta akan berubah menjadi
kempuan-kemampuan yang lebih maju dan rumit. Kemampaun-kemapuan ini disebut
Piaget dengan skema.
Contohnya,
ketika anak bertemu dengan benda lain, misalnya sebuah bola, dia akan tetap menerapkan
skema “ ambil dan bawa kemulut” terhadap benda lain tersebut. Inilah yang
disebut Piaget dengan asimilasi, yakni pengasimilasian objek baru kepada skema
lama. Asimilasi dan akomodasi adalah dua bentuka adaptasi, istilah Piaget yang
barangkali sama dengan apa yang kita sebut dengan pembelajaran.
Dalam
penelitian-penelitiannya terhadap anak-anak, Piaget mencatat adanya
periode-periode di mana asimilais lebih dominan, periode di mana akomodasi
lebih dominan, dan peroide di mana keduanya mengalami keseimbangan.
Periode-periode ini relatif sama dalam diri setiap anak yang ia selediki.
Barulah kemudian ia memperoleh ide tantang tahap-tahap perkembangan kognitif.
Tahap-tahap perkembangan kognitif sebagai berikut:
1.
Tahap Sensorik-Motorik
Tahap
pertama, rentang waktunya adalah dari kelahiran sampai usia dua tahun. Tahap
ini, berarti seorang bayi yang menggunakan indera dan kemapuan motoriknya untuk
memahami dunia, yang dimulai dengan rangsangan-rangsangan refleksi yang
diterima pancaonderanya sampai kombinasi kemampuan sensor-motorik yang lebih
kompleks.
Di
usia antara 1 sampai 4 bulan, seorang bayi mengandalkan reaksi sirkular primer,
tindakan atau gerakan yang ia buat sebagai respon dari tindakan sebelumnya
dengan tindakan sebelumnya dengan bentuk yang sama.
Di
usia 4 sampai 12 bulan, bayi beralih pada rekasi sirkular sekunder, yang berisi
tindakan-tindakan yang berusaha terlibat dengan lingkungan sekitar. Dia kan
berusaha meniup-niup boneka bebeknya. Kejadian ini sangat menyenangkannya, lalu
dia akan mengulanginya lagi dan lagi.
Pada
tahap ini, Di usia 12 sampai 24 bulan, anak-anak mempergunakan sirkular
tersier. Reksi ini masih berisi lingkaran “mempertahankan hal-hal yang
menarik”, akan tetapi dengan variasi yang relative lebih tetap.
Ketika
seorang bayi berusia satu setengah tahun, maka dia sedang mengalami
perkembangan representasi mental, yaitu kemampuan mempertahankan citraan dalam
pikirannya untuk jangka waktu yang lebih lama daripada sekedar periode
pengalaman langsung ketika mencerap sesuatu yang ada di depannya.
2. Tahap Pra-Operasional
Seorang
anak mengalami tahap pra-operasional ketika dia berusia 2 sampai 7 tahun. Di
tahap ini, dia telah memilki representasi-representasi mental dan memiliki
pertimbangan yang lebih baik. Dia telah mampu telah mampu mempergunakan
simbol-simbol.
Simbol
adalah sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain. Sebuah gambar, sebuah
kata yang tertulis atau kata ya g diucapkan akan dipahami sebagai representasi
dari sesuatu yang lain. Seiring dengan kemampuan mempergunakan simbol ini,
pemahaman tentang masa lalu dan masa yang akan datang pun semakin jelas.
Tetapi, kita harus ingat bahwa ketika
berada dalam tahap ini, anak-anak bersifat sangat egosentris, artinya dia
cenderung hanya melihat sesuatu dari satu sudut pandang, yaitu sudut pandangnya
sendiri.
3. Tahap Oprasi Konkret
Tahap oprasi konkret ini terjadi ketika anak berusia 7-11
tahun. Kata oprasi merujuk pada cara kerja atau prinsip-prinsip logika yang
kita gunakan dalam memecahkan sebuah persoalan. Ditahap ini, seorang anak tidak
hanya menggunakan simbol-simbol dalam kerangka representasi, tetapi juga mampu
memanipulasinya berdasarkan logika. Dalam tahap ini mereka tetap harus
menjalankan prinsip-prinsip tersebut dalam konteks situasi yang konkret.
Saat berusia 6 atau 7 tahun, sebagian besar anak telah
memiliki kemampuan untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau
jumlah benda cair. Maksud ingatan yang dipertahankan disini adalah gagasan
bahwa satu kuantitas akan tetap sama walaupun penampakan luarnya terlihat
berubah.
Diusia 7 atau 8
tahun, seorang anak akan mengembangkan kemampuan mempertahankan ingatan tentang
substansi. Diusia 9 atau 10 tahun, kemampuan terkahir dalam mempertahankan
kemampuan mulai diasah yaitu ingatan tentang ruang. Dalam tahap ini seorang
anak juga belajar melakukan pemilahan (classification) dan pengurutan
(seriation). Pengurutan adalah penempatan sesuatu dalam sebuah susunan dan
urutan.
Proses-proses
penting selama tahapan operasional konkrit adalah :
1) Pengurutan
1) Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk,
atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
2) Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika
berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
3) Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi
menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir
kecil yang tinggi.
4) Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
5) Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran
dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang
ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir
lain.
6) Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam
kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke
dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi
konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di
dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam
laci oleh Ujang.
4. Tahap Oprasi Formal
Anak-anak yang berada dalam tahap oprasi konkret masih
mengalami kesulitan menerapkan kemampuan logika yang baru dikuasainya terhadap
peristiwa-peristiwa yang tidak konkret atau abstrak. Ketika menginjak usia 12
tahun dan seterusnya, kita telah memasuki tahap oprasi formal. Di tahap ini, kita semakin memiliki kemampuan
untuk berpikir seperti orang dewasa. Tahap ini mencakup kematangan
prinsip-prinsip logika dan menggunakannya untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan abstrak. Kita sering menyebutnya dengan pemikiran hipotetik.
Manfaat/Pengaruh
Teori Jean Piaget
Manfaat:
a)
Berfikir atau
proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa
dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam
kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
b)
Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean
Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi
inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di
lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir,
antara lain kemampuan berpikir konservasi.
c)
Piaget
memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang dilalui oleh semua
individu tanpa memandang latar konteks sosial dan budaya , yang mendalami
bagaimana anak berpikir dan berproses yang berkaitan dengan perkembangan
intelektual.
d)
Menurut
Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan
informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
e)
Pengetahuan
tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa
menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodivikasi pengetahuan awal mereka.
f)
Piaget
menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus
–menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut
Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka tentang
lingkungan yang mereka hayati.
g)
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima
prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda
dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring
dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan
detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan
tugas-tugas spesifik.
Pengaruh:
1.
Bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.
Anak-anak akan
belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus
membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.
Bahan yang harus
dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.
Berikan peluang
agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5.
Di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya.
BAB
III
KESIMPULAN
Jean Piaget dilahirkan
di Neuchatel, Swiss pada Tanggal 9 Agustus 1896 meninggal 16 September
1980 pada umur 84 tahun. Dia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog
perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak
dan teori perkembangan kognitifnya. Ayahnya, Arthur Piaget,
adalah seorang profesor sastra Abad Tengah yang sangat menyenangi sejarah
lokal. Sementara ibunya, Rebecca Jackson, adalah seorang wanita yang cerdas dan
penuh semangat.
Tahap
perkembangan menurut piaget :
a) Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
b) Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
c) Tahapan operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
d) Tahapan operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
Proses-proses
penting selama tahapan operasional konkrit:
a) Pengurutan
b) Klasifikasi
c) Decentering
d) Reversibility
e) Konversi
f) Penghilangan
sifat egosentrisme
DAFTAR
PUSTAKA
Boeree, C. George, 2008, Personality
Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia, Jogjakarta:
Prismasophie
Hartinah Siti, 2008, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar